Surabaya -- Setelah berbulan-bulan ditempa pandemi Covid-19, tampaknya sekolah-sekolah terbiasa untuk mengadakan kegiatan secara daring. Demikian juga kegiatan Open House yang dahulu bermakna siapa saja bisa datang secara langsung dan melihat-lihat 'seluruh isi rumah', kini beralih secara virtual.
Selasa (3/11/2020) SD RA Kartini Tarakanita Surabaya menyelenggarakan Virtual Open House yang dihadiri oleh orang tua dan anak-anak TK se-Surabaya. Kegiatan ini dilangsungkan via telekonferensi Zoom dan disiarkan di kanal Youtube Humas Tarakanita Surabaya.
SD RA Kartini berada dalam naungan Yayasan Tarakanita. Oleh karena itu, hadir pula Sr. Yudith M. Maryani, CB, selaku Kepala Kantor Yayasan Tarakanita Wilayah Surabaya dan Agus Tri Yuono selaku Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita Surabaya.
Maria Shinta Dewi (Guru SD RA Kartini) memandu acara Virtual Open House yang berlangsung mulai pukul 17.00 -- 18.30 WIB. RRC Retno Dewi Tri sebagai Kepala SD RA Kartini menyambut dengan ceria orang tua dan anak-anak yang hadir.
Selain dalam rangka promosi sekolah, acara Open House ini juga dilakukan dalam rangka peringatan Pesta Santo Carolus Borromeus, pelindung sekolah dan yayasan. Oleh karena itu, para karyawan dan murid SD RA Kartini menampilkan visualisasi Kisah Santo Carolus Borromeus.
Visualisasi Kisah Carolus Borromeus
Carolus Borromeus (Carlo) lahir pada 2 Oktober 1538 dalam sebuah kastil di Milano, Italia. Ayahnya ialah Huberto Borromeo. Carlo merupakan putra ke-3 dari 6 bersaudara dari Ibu Margaretha de Medici.
Carolus Borromeus adalah bocah pendiam berwatak kaku, menonjol di bidang musik, senang bermain catur dan memiliki minat baca yang kuat.
Sejak kecil Carlo sudah bercita-cita menjadi biarawan. Maka di usia yang masih muda ia masuk seminari. Meski lamban dan tidak dapat berbicara dengan lancar, karena ketekunannya Carlo bisa menjadi uskup di usia 22 tahun.
Tahun 1576 berjangkit wabah sampar. Carlo mulai mencari informasi dengan membaca buku-buku dan bertanya ke orang-orang. Ia juga berkeliling memantau keadaan.
Carlo tidak memikirkan hal lain kecuali memikirkan umatnya. Ia membawa mereka ke rumahnya, bahkan ke kamar pribadinya untuk dirawat.
Carlo berdoa dan bermatiraga dengan keras. Ia membentuk kelompok-kelompok umat yang membantunya membagikan makanan bagi mereka yang kelaparan. Ia mendirikan altar di jalan-jalan agar orang-orang sakit dan sekarat dapat mengikuti Ekaristi lewat jendela rumah mereka.
Dokter sulit dicari atau jika ada dokter tersebut meminta bayaran tinggi. Bau bangkai memenuhi kota. Bahaya penularan menghambat penguburan. Hingga akhirnya dibuatlah kuburan massal.
Akhirnya penyakit sampar menjangkit tubuh Carlo sendiri. Atas permintaannya, dibacakan kisah sengsara Tuhan Yesus. Kira-kira pukul 8 malam, hidupnya meninggalkan raganya. Carlo wafat pada tanggal 3 November 1584 dalam usia 46 tahun.
Carlo dikenal sebagai martir cinta kasih. Karena cintanya pada Kristus ia wujudkan pada orang-orang miskin dan menderita.
Ia juga seorang pembaharu dalam Gereja. Ia melakukan perubahan dalam Gereja yang umatnya semakin menjauh. Pada akhirnya umat kembali ke jalan yang benar.
Santo Carolus tidak mencari kesenangan sendiri, tetapi untuk kemuliaan Tuhan. Ia seorang yang rendah hati dan meminta pertolongan Tuhan dalam segala sesuatu.
"Lilin-lilin tidak bisa berbuat lain daripada terbakar sampai habis. Mereka harus memberi cahaya pada yang lain. Demikian juga kita, harus memberikan diri sampai habis untuk menjadi teladan yang baik bagi orang-orang lain." (Kutipan Santo Carolus Borromeus)
Sr. Yudith, CB, berpesan, "Semoga pengenalan yang disampaikan bapak ibu dari SD RA Kartini, minta tolong anak-anak dan orang tua membantu memperkenalkan SD RA Kartini kepada banyak orang, agar SD RA Kartini semakin dikenal dan tetap eksis."
Acara dilanjutkan dengan Tur Virtual SD RA Kartini dan Pengumuman Pemenang Lomba Antar TK. Seluruh pemenang mendapatkan uang pembinaan, piala, dan sertifikat.
Pengumuman Pemenang Lomba Solo Vocal
Juara I Beatrice Kinanti Putri dari TK RA Kartini
Juara II Yola dari TK RA Kartini
Juara III Shanon dari TK Sisilia
Pengumuman Pemenang Lomba Menggambar
Juara I Mary Kimberly Krisdianto dari TK RA Kartini
Juara II Felicia dari TK Don Bosco Surabaya
Juara III Migue Michelle dari TK Nur Maryam
Ibu Retno (Kepala Sekolah) kemudian memperkenalkan para karyawan SD RA Kartini:
Ibu Winda mengajar kelas I. Sr. Nelli, CB mengajar kelas II. Bapak Lukas mengajar kelas III. Ibu Titin mengajar kelas IV. Ibu Erna mengajar kelas V. Ibu Shinta mengajar kelas VI. Ibu Yosephin mengajar Pendidikan Agama. Ibu Vivit mengajar Bahasa Inggris. Bapak Theo mengajar olahraga. Bapak Donny di bagian Administrasi. Ibu Ermin di bagian bendahara. Di bagian Pembantu Pelaksana ada Bapak Rata dan Bapak Slamet. Sementara Pak Chusrin di bagian keamanan (satpam).
SD RA Kartini sangat berbangga karena setiap bulannya Ibu Shinta ambil bagian dalam kegiatan Belajar di Rumah Bersama Guruku, program pembelajaran dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya di SBO TV.
"Gali ilmu, tingkatkan prestasi, dan temukan bakat serta minatmu, maka kamu akan menjadi orang berprestasi di kemudian hari," demikian closing statement Bu Shinta saat menutup acara Virtual Open House hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H