Mohon tunggu...
Boni Fatius Nugroho K
Boni Fatius Nugroho K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Atma Jaya Yogyakarta

Your Future Director

Selanjutnya

Tutup

Film

Representasi Konflik dalam Film "Ali & Ratu Ratu Queens" (2021)

16 November 2021   00:32 Diperbarui: 16 November 2021   00:37 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: popmama.com

Tentang Ali & Ratu Ratu Queens

Film Ali & Ratu Ratu Queens merupakan film yang disutradarai oleh Lucky Kuswandi, dan rilis pada tahun 2021. Film yang sebagian besar adegannya diambil di Kota New York, Amerika Serikat ini menceritakan tentang seorang anak remaja bernama Ali yang ingin pergi ke New York untuk mencari ibunya. Keinginan Ali tersebut memang pada awalnya tidak disetujui oleh keluarga besarnya, terutama bude nya. Mereka menganggap jika New York akan menjadi kota yang sangat berbahaya bagi Ali karena Ali akan berangkat sendiri dan tidak memiliki siapa-siapa disana kecuali ia telah bertemu dengan ibunya. 

Namun pada akhirnya Ali pun tetap pergi ke New York dengan izin dari bude nya. Singkat cerita akhirnya Ali mendapat keluarga baru yang tepatnya berada di kota Queens. Ia bertemu dengan teman sekamar mamanya dahulu dan akhirnya Ali pun dibantu oleh para ibu-ibu yang tinggal serumah di Queens untuk menemukan ibunya. 

Dalam perjalanan cerita Ali di Kota New York sudah banyak suka duka yang dirasakan oleh dirinya bersama para Ratu Ratu Queens. Proses yang dialami Ali di New York bukan merupakan proses yang mudah untuk dijalani, tapi berkat adanya para Ratu Ratu Queens yang hadir di hidup Ali mampu memberikan semangat suka cita bagi Ali.

Representasi

Representasi konflik perilaku tokoh yang merujuk pada teori psikoanalisi dalam film Ali & Ratu Ratu Queens dapat kita lihat ketika film tersebut akan berakhir, yaitu ketika Ali mulai memiliki rasa tidak percaya pada para Ratu Ratu Queens karena menurut Ali mereka hanya mengincar uang Ali selama berada di New York. Pada malam itu para Ratu Ratu memberikan sebuah cek yang merupakan titipan dari Ibu Ali untuk diberikan ke Ali agar Ali dapat pulang ke Indonesia dengan membawa uang pemberian ibunya. 

Dalam teori psikoanalisis milik Sigmund Freud ada tiga elemen penting di dalamnya, yaitu: Id, Ego, dan Superego. Ketiganya saling memiliki keterkaitan satu sama lain yang dapat membentuk kepribadian tokoh dalam sebuah film. 

Dalam hal ini Id nya adalah keinginan Ali untuk bertemu dengan ibunya. Pada dasarnya anak dan ibu pasti memiliki keterikatan secara darah dan hati maka dari itu Ali tetap ingin mencari dan bertemu dengan ibunya walaupun ibunya telah meninggalkan Ali sejak kecil dan memilih untuk mengadu nasib di New York. Keinginan Ali tersebut bukanlah keinginan yang salah, sebagai seorang anak memang mempunyai hak untuk bertemu dengan orang tua kandungnya entah itu ibu ataupun ayahnya.

Dalam film tersebut diceritakan bahwa Ali memang telah berhasil bertemu dengan ibunya, namun keinginan Ali seakan melambung tinggi melebihi dari bertemu ibunya. Ali ingin tinggal bersama ibunya di New York, namun disamping itu rasa bimbang muncul di benak ibu Ali karena dirinya sekarang sudah berkeluarga di New York.

Kemudian Ego dalam kasus tersebut adalah ketika uang Ali di New York sudah mulai menipis tapi ia masih bersikeras untuk ingin tetap dekat dengan ibunya di New York. Setelah itu ibunya sengaja menitipkan sebuah cek pada teman sekamarnya dahulu yang sekarang tinggal bersama Ali dan berpesan agar Ali diminta untuk kembali ke Indonesia dengan membawa uang pemberiannya tersebut. Kedengarannya memang menyakitkan, namun itulah hal paling masuk akal yang dapat diterima oleh Ali.

Yang terakhir adalah Superego. Dalam hal ini superego ditunjukkan dengan sikap Ali yang mencoba iklas menerima keadaanya dan mencoba memperbaiki kembali hubungannya dengan para Ratu Ratu Queens karena mereka sempat terlibat konflik karena adanya rasa tidak percaya Ali pada para Ratu Ratu. Ali mencoba memahami keadaan dan mengambil nilai-nilai moral hingga kemudia ia memutuskan untuk dapat melanjutkan hidup di New York dengan kuliah dan bekerja.

Ketiga elemen penting dalam teori psikoanalisis tersebut memang dapat membentuk kepribadian tokoh dalam film. Ali yang pergi ke New York dengan membawa tujuan utamanya yaitu mencari ibunya menjadi mendapatkan jati dirinya disana, sehingga ia mampu survive dengan keadaan dan akhirnya dapat melanjutkan kuliah sambil bekerja di Kota yang besar seperti New York.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun