Pada langkah kedua, kami beralih dari studi umum di langkah pertama ke diskusi yang lebih spesifik tentang ekonomi negara maju. Pada langkah pertama kami memeriksa faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan ekonomi semua negara. Sekarang kita akan melihat lebih dekat pada kebijakan moneter, dan berupaya menentukan panjang dan dalamnya fase siklus saat ini.
Pelajari kebijakan suku bunga dari major global powers
Deangan memeriksa ulang perilaku masa lalu major global powers, kami akan memeriksa bias kebijakan bank sentral utama, seperti Bank Jepang, Federal Reserve, dan ECB. Studi kami akan mempertimbangkan bias kebijakan dan mandat hukum dari lembaga-lembaga ini, bersama dengan independensi mereka. Dengan mempelajari dan mengklarifikasi bias kebijakan mereka, kami dapat memiliki gagasan tentang pertumbuhan pasokan uang, yang akan membantu kami memutuskan variabel-variabel seperti potensi pertumbuhan pasar negara berkembang, volatilitas pasar saham, dan ekspektasi tingkat suku bunga di pasar lokal, yang bisa menunjukkan perbedaan tingkat yang signifikan bila dibandingkan dengan negara lain.
Bandingkan ekspansi pasokan uang dan standar kredit dengan periode sebelumnya
Begitu kita memahami kebijakan bank sentral global, kita harus membandingkan kebijakan ini dengan pendahulu mereka, dan memutuskan kemungkinan dampaknya terhadap ekonomi global. Jika ada uang yang keluar dalam masa resesi hal itu adalah hal yang normal, dan jika saluran kredit berfungsi, hal itu akan meningkatkan toleransi risiko portofolio kita. Sebaliknya, kebijakan moneter yang ketat, mengikuti periode booming ekonomi, akan berarti bahwa ekonomi global akan melalui periode reorganisasi, yang akan mengurangi toleransi risiko portofolio kita. Masa berlanjutnya kebijakan moneter longgar (suku bunga rendah) akan menyiratkan bahwa pasar valas akan mengembangkan gelembung risiko, yaitu mata uang negara-negara dengan fundamental yang lemah akan dihargai lebih tinggi dari nilai ekuilibrium mereka, yang merupakan peluang perdagangan yang bertentangan untuk memendekkan mereka. Masa berlanjutnya kebijakan moneter ketat oleh mayoritas bank sentral dunia maju akan memaksa spekulan untuk mengurangi leverage, dan karenanya mengurangi dampak pada pasar mata uang. Jadi, ketika mata uang negara-negara dengan fundamental kuat dihargai jauh melampaui nilai keseimbangannya, kita akan memiliki peluang perdagangan lain yang mempersingkat mata uang mereka.
Permasalahan yang meledak, guncangan komoditas, dan peristiwa politik besar dapat membuat pengecualian untuk skenario di atas.
Menganalisis VIX, tingkat gagal bayar pinjaman pasar yang dikembangkan dari sektor korporasi dan swasta
Selain menyadari fase siklus, anda juga harus menemukan cara untuk menentukan toleransi volatilitas portofolio anda. Volatilitas pasar saham dan default statistik pinjaman perusahaan memiliki peran penting dalam menentukan volatilitas pasar valas, karena persepsi risiko yang rendah dalam perekonomian pada umumnya memungkinkan semua pelaku untuk meningkatkan leverage dan likuiditas, yang mengarah ke lingkungan yang umumnya lebih aman bagi para pedagang valas. Tentu saja, seperti semua hal lain di pasar, volatilitas rendah atau tinggi adalah fenomena sementara. Pedagang tidak hanya harus menganalisis volatilitas saat ini tetapi juga penyebabnya, pengaruh apa yang membantu menguranginya, dan faktor-faktor yang dapat menetralisir dampaknya terhadap pasar. Pengetahuan tentang hal ini akan memungkinkan kita untuk bereaksi dengan cepat terhadap guncangan pasar, dan membantu kita mengurangi kerugian ketika akhirnya terjadi.
Langkah ke-3
Terakhir, pada langkah ketiga kita harus memutuskan mata uang aktual yang akan kita beli atau jual, dan berapa lama kita akan mempertahankan posisi itu. Kita akan menyederhanakan prosesnya di sini, tetapi indikator terpenting yang harus dipelajari adalah:
Periksa perbedaan suku bunga negara
