Mohon tunggu...
Christhio G
Christhio G Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

3 Hal yang Saya Tidak Sukai dari Kompasiana

17 Agustus 2015   12:52 Diperbarui: 20 Agustus 2015   09:11 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini tanggal 17 Agustus 2015, negara Indonesia memperingati hari kemerdakaan-nya yang ke-70. Selamat ulang tahun Indonesia!!! Indonesia ialah negara demokrasi dimana masyarakat bebas menyatakan pendapat mereka masing-masing, begitupun yang saya harapkan dari kompasiana.

Oleh karena belakangan ini, saya menemukan "banyak" artikel yang memuja-muja kompasiana, makanya kali ini saya ingin membahas 3 hal yang kurang saya suka dari platform kompasiana. Meskipun pengalaman saya bergabung di kompasiana hanya sekitar 3 bulan lebih, saya ingin menyampaikan hal-hal yang kurang menyenangkan bagi saya pribadi di kompasiana. Semua hal berikut ini hanya opini atau pendapat penulis pribadi.

Kompasiana Kurang Bisa Dijadikan Sumber Terpercaya

Berbeda dengan buku-buku dan juga media berita, kompasiana sangat sulit dijadikan sumber referensi. Dalam artian, keakuratan informasi di media kompasiana tidak bisa dipertanggungjawabkan. Menurut pengamatan saya, penulis (siapapun) bisa saja mengambil asal-asalan dari internet (sumber yang perlu dipertanyakan), mencomot sana-sini, dan voila jadilah sebuah artikel. Berkat kemampuan kompasiana yang memperbolehkan hal seperti ini, makanya kompasiana kurang bisa dijadikan sumber terpercaya. Karenanya, pembaca harus berhati-hati membaca setiap artkel di kompasiana. Rekayasa berita bisa saja terjadi kapanpun oleh siapapun, jadi berhati-hatilah pembaca kompasiana. Masih berkaitan dengan poin pertama ini, poin kedua dan ketiga pun tercipta.

Kompasiana Memperbolehkan Plagiarisme Malahan Dijadikan Headline

Suatu hari, pernah saya ketemu sebuah artikel yang sangat panjang. Dikarenakan kecurigaan pada waktu itu, saya pun mengecek artikel itu. Eh, ternyata banyak ditemukan copy-paste dari berbagai tempat dan tidak ketinggalan pula ejaan "artikel original" yang salah tanpa disebutkan sumber kutipan tersebut. Disamping itu, artikel itu dijadikan headline (baca: headline) di kompasiana. Saya sudah mengirim e-mail ke kompasiana@kompasiana.com tetapi nihil. Berkat inilah, bagi penulis akademisi, berhatilah-hatilah menggunakan artikel kompasiana sebagai daftar pustaka anda.

Plagiarisme jenis lainnya yang sering dilakukan oleh penulis (sadar atau tidak sadar) di kompasiana ialah mengambil gambar dari kompas.com atau tempat lain dan dijadikan gambar untuk artikel mereka. Hal ini sebenarnya tidak diperbolehkan, karena kalau penulis ingin menggunakan sebuah foto atau gambar dari pihak lain, penulis harus membelinya atau meminta izin. Kecuali, kompasiana menyediakan gambar tersebut. Gambar copyright yang boleh diambil hanya gambar yang memang sudah diizinkan oleh penyedia gambar atau tertulis di website sana.

Pernah saya ketemu, seorang penulis menggunakan snipping tool atau software sejenisnya mengambil gambar dari sebuah situs dan membuatnya menjadi gambar untuk artikel dia. Yang menariknya, disana tertulis foto: dok. pribadi.

Kompasiana Bukan Wikipedia

Berbeda dengan wikipedia, artikel kompasiana tidak bisa di edit selain penulis artikel tersebut. Berkat inilah, untuk kategori artikel fakta, kualitas konten artikel kompasiana masih kalah dibandingkan dengan wikipedia. Kualitas wikipedia bagus dan beberapa sangat lengkap dikarenakan sistem mereka yang memperbolehkan siapapun mengedit artikel, dengan syarat harus dicantumkan sumber nya di bagian referensi. Pernah ada penelitian, ketelitian artikel wikipedia tidak kalah dengan sebuah encyclopaedia berbayar.

Dikarenakan alasan diatas, pembaca/penulis yang ingin mencari informasi susah mengandalkan kompasiana. Sebuah topik bisa dibahas oleh beberapa penulis sekaligus. Artikel yang tersebar kemana-mana dan argumen (topik sama) yang bertentangan membuat pembaca pusing dan kurang bisa dijadikan sumber referensi penulis.

(Update: Bukan berarti kompasiana harus menjadi wikipedia. Kompasiana disebut kompasiana karena kompasiana adalah kompasiana.)

Selanjutnya...

Inti dari tulisan kali ini ialah pembaca harus berhati-hati ketika membaca artikel-artikel di kompasiana dan juga harus mempertimbangkan apakah artikel kompasiana ingin dimasukkan sebagai sumber referensi atau tidak. Tentunya kompasiana merupakan media yang bagus dan juga berpengaruh di Indonesia, seperti yang telah dibahas oleh kompasianer lainnya. Namun, jangan pernah lupa siapapun boleh menulis artikel dan fakta dalam artikel di kompasiana belum tentu benar, dan jangan lupa juga kalau kompasiana.com itu bukan kompas.com.

(Update: Artikel ini ada karena penulis ingin sesekali mengkritik kompasiana karena "banyak" penulis hanya memuji kompasiana. Sesekali bolehlah mengkritik. Disamping itu, ini hanya 3 hal yang penulis tidak suka. Selebihnya, masih banyak hal yang penulis suka dikompasiana. Salam:) )

Bacaan Lanjutan:

Referensi:

Sumber Gambar:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun