Mohon tunggu...
Christhio G
Christhio G Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Kaum Minoritas di Jepang

21 Mei 2015   20:52 Diperbarui: 7 Juli 2015   12:58 1912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh diskriminasi pada Burakumin: misalnya sebelum menikah, orang tua bakal mengecek apakah calon menantu lelaki atau perempuan mempunyai latar belakang burakumin. Jika ada, mereka bakal mencoba untuk memutuskan hubungan putra/putri mereka.

Ini terjadi karena pemerintah Jepang menyimpan catatan silsilah keluarga, dan pada saat itu status lama sebagai grup terbuang tercatat disana. Perlu dicatat, burakumin ialah orang Jepang asli tetapi karena mereka dulunya ikut berpartisipasi dalam perbuatan "tidak suci", ternodai. Jadi, keturunan mereka juga terkena diskriminasi. Sekarang, banyak keturunan burakumin tidak tahu kalau mereka punya latar belakang burakumin.

4. Zainichi Koreans

Jepang menjajah semenanjung Korea dan menambahkan ke negara Jepang pada tahun 1910. Jepang menjajah tanah dan juga sumber daya di Korea. Selama perang dunia kedua, banyak pria Korea dipaksa untuk bekerja di Jepang. Saat Jepang kalah pada perang dunia kedua, banyak dari orang Korea balik ke kampung halaman mereka pada tahun 1945. Tetapi ada orang-orang yang tetap tinggal di Jepang. 'Zainichi Koreans' merujuk pada mereka-mereka yang tetap tinggal di Jepang.

Zainichi Koreans memiliki 'special permanent residency' status yang berbeda dari orang Jepang. Dengan kata lain, mereka bukan warga negara Jepang secara penuh. Berbeda dengan Ainu, Okinawans, dan burakumin yang berkewarganegaraan Jepang. Zainichi Koreans mempunyai budaya etnis tersendiri.

Mereka sudah berada di Jepang lebih dari setengah abad, dan sudah mempunyai generasi ketiga dan keempat. Mereka sudah membentuk identitas sendiri yang berbeda dengan Korea di semenanjung Korea sekarang. Meskipun sudah tidak bisa berbicara bahasa ibu mereka sendiri lagi, perlakuan diskriminasi tetap terjadi pada mereka jika orang-orang tahu mereka bukan orang Jepang asli (pemerintah Jepang menentukan warga negara Jepang berdasarkan darah).

5. Pekerja Asing

Jepang pada tahun 1980 terkenal dengan kemajuan ekonomi yang pesat. Sampai-sampai cara kerja mereka dipraktikan di negara-negara lain. Kemajuan ekonomi mereka pun berhenti pada saat krisis ekonomi Asia tahun 1997. Karena tahun 1980 sedang boomingnya ekonomi Jepang, banyak dari orang Jepang mengira mereka sudah masuk kategori kelas menengah. Jadi, banyak dari mereka sudah berhenti melakukan pekerjaan 3D (dirty, difficult, and dangerous jobs) (kotor, sulit, dan berbahaya).

Contohnya: pekerjaan konstruksi bangunan. Jadi, banyak pekerja asing yang datang ke Jepang mengerjakan pekerjaan 3D (untuk pria), dan pekerja seks atau industri pelayanan (untuk wanita). Mereka biasanya datang dari negara-negara yang lebih miskin. White-collar workers (pekerja kerah putih) asing tidak termasuk dalam kategori ini.

6. Japanese Brazilians

Japanese Brazilians adalah orang yang berkewarganegaraan Brazil, tetapi keturunan Jepang. Dikarenakan sejak sekitar tahun 1900, banyak dari orang Jepang beremigrasi ke Brazil. Banyak dari Japanese Brazilian yang tertarik untuk bekerja di Jepang karena krisis ekonomi di Brazil membuat orang-orang keluar untuk mencari pekerjaan di negara lain. Umumnya, Japanese Brazilians bekerja di perusahaan dengan gaji rendah (contoh: kuli bangunan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun