Mohon tunggu...
Christabel Boro
Christabel Boro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Budaya Kunci Resiliensi Multikultural Mahasiswa FEB TEL-U

12 Desember 2024   20:53 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cendrawaku-IMMAPA Telkom University. HIVE Telkom University//PuTI

Bandung, 12/12/2024, Dalam menghadapi dunia yang semakin terhubung dan beragam, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Telkom University dihadapkan pada tantangan penting dalam memahami dan mengelola keberagaman budaya. Literasi budaya, yang mencakup pemahaman, penghargaan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai budaya, menjadi salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki oleh mahasiswa FEB untuk dapat bersaing di dunia global yang multikultural. Globalisasi dan perkembangan teknologi telah mempercepat interaksi antarbudaya, terutama di lingkungan akademik. Di kampus-kampus seperti Telkom University, khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), mahasiswa berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang budaya yang beragam. Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (2023), lebih dari 40% mahasiswa di universitas-universitas besar Indonesia berasal dari luar wilayah tempat mereka berkuliah, yang menggambarkan tingginya tingkat keberagaman budaya di lingkungan kampus.

Di lingkungan kampus Telkom University yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai daerah dan latar belakang, pengembangan literasi budaya menjadi sangat relevan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Telkom University, lebih dari 30% mahasiswa FEB berasal dari luar Pulau Jawa, memperlihatkan keragaman budaya yang signifikan di lingkungan kampus. Tidak hanya bermanfaat dalam menjalin hubungan antar mahasiswa, tetapi juga dalam mempersiapkan mereka untuk menghadapi dinamika dunia bisnis yang semakin mengedepankan keberagaman budaya. Kemampuan untuk memahami perspektif yang berbeda, berkomunikasi dengan efektif, dan menghargai perbedaan merupakan kunci untuk sukses dalam dunia kerja yang global.

Menurut laporan dari World Economic Forum (2023), lebih dari 60% perusahaan global saat ini menganggap keterampilan dalam beradaptasi dengan keberagaman budaya sebagai salah satu faktor utama dalam memilih karyawan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bagi mahasiswa untuk membekali diri dengan literasi budaya yang baik, terutama di era ekonomi global yang sangat dipengaruhi oleh interaksi antar budaya yang berbeda.

Selain itu, pentingnya resiliensi multikultural juga menjadi sorotan. Resiliensi multikultural mengacu pada kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi dalam lingkungan yang penuh dengan perbedaan budaya. Mahasiswa FEB Telkom University perlu membangun resiliensi ini agar dapat sukses berinteraksi dengan individu dari latar belakang budaya yang berbeda. Resiliensi ini akan membantu mereka mengatasi konflik yang mungkin muncul akibat perbedaan budaya dan menjaga hubungan yang harmonis dalam lingkungan kerja atau bisnis internasional.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan resiliensi multikultural adalah melalui metode Cognitive Behavior Therapy (CBT). CBT, yang berfokus pada pengelolaan pola pikir, emosi, dan perilaku, terbukti efektif dalam membantu individu untuk mengenali dan mengatasi pola pikir negatif yang terkait dengan stereotip atau prasangka terhadap kelompok budaya tertentu. Dengan pendekatan ini, mahasiswa FEB dapat lebih mudah beradaptasi dengan keberagaman budaya yang ada, serta meningkatkan keterampilan komunikasi dan empati mereka.

Berdasarkan survei internal yang dilakukan oleh FEB Telkom University pada tahun 2023, lebih dari 80% mahasiswa menyatakan bahwa penguasaan terhadap literasi budaya dan kemampuan beradaptasi dengan perbedaan budaya menjadi kunci dalam suksesnya karir mereka di dunia profesional. Sebanyak 70% mahasiswa juga mengungkapkan bahwa mereka merasa lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan kolega internasional setelah mengikuti pelatihan literasi budaya yang diselenggarakan oleh fakultas.

Untuk mendukung pengembangan literasi budaya dan resiliensi multikultural, FEB Telkom University dapat mengintegrasikan berbagai program yang berkaitan dengan keberagaman budaya, baik melalui seminar, workshop, atau pelatihan berbasis CBT. Program ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya beradaptasi dengan budaya yang berbeda dan mengelola perbedaan tersebut secara efektif dalam dunia akademis dan profesional.

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian dengan metode kualitatif melalui wawancara kepada 3 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom Univeristy yang berasal dari Sumatera Utara, Pekanbaru, dan Nusa Tenggara Barat. Literasi budaya di kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University (FEB Tel-U) memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk interaksi yang harmonis dan inklusif di lingkungan kampus yang multikultural. Mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia membawa keberagaman budaya yang menjadi peluang untuk saling belajar dan memperkaya wawasan lintas budaya. Literasi budaya bukan hanya penting untuk menciptakan toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan, tetapi juga sebagai keterampilan untuk beradaptasi dengan dunia yang semakin terhubung secara global.

Melalui pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai budaya dan komunikasi yang terbuka, mahasiswa mampu menghadapi tantangan dalam berinteraksi dengan teman-teman dari latar belakang budaya yang berbeda. Selain itu, pendekatan seperti penyelenggaraan acara budaya dan interaksi langsung di kelas menjadi sarana efektif untuk memperkenalkan dan memahami perbedaan budaya. Mahasiswa juga menyadari pentingnya memiliki sikap terbuka dan pengertian terhadap perbedaan cara bicara dan ekspresi budaya yang ada, serta berusaha menemukan sisi menarik dari budaya lain.

Resiliensi multikultural menjadi faktor kunci dalam membantu mahasiswa untuk tetap kuat menghadapi tantangan di kampus. Dengan sikap yang inklusif dan keterampilan literasi budaya yang terus berkembang, mahasiswa FEB Tel-U dapat menciptakan hubungan sosial yang harmonis dan mempersiapkan diri untuk berkolaborasi dalam dunia yang semakin global. Secara keseluruhan, literasi budaya menjadi pondasi yang penting untuk membangun lingkungan yang saling menghormati, memperkaya pengalaman, dan menciptakan kolaborasi yang efektif di kampus multikultural.

Melalui peningkatan literasi budaya dan pengembangan resiliensi multikultural, mahasiswa FEB Telkom University diharapkan dapat lebih siap menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Dengan demikian, mereka tidak hanya akan menjadi profesional yang kompeten dalam bidang ekonomi dan bisnis, tetapi juga mampu membangun hubungan yang produktif dan harmonis dalam lingkungan yang beragam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun