Hm, bisa jadi benar katamu
Aku t’lah menjadi penjual bunga
Lapak berganti meski berarti
Sepi tak ramai pembeli
.
Tak nampak lagi dagangan lalu
Padahal itu sangatlah laku
Biarlah, kau bilang aku berubah
lemah
Hanyalah, ku timbang akan sebuah
Rasa lelah
.
Pedang yang pernah kujajakan
Menusuk torehkan darah
Bara yang dulu kuhamparkan
Membakar ladang amarah
.
Hm, sepertinya salah katamu
Menjual bunga barulah asa
Kuingin mampu jalani itu
Karena di sana
Menjaga percik beningnya
Menyegarkan tiap kelopak
Memelihara helai lembut
berjuta keindahan warna
.
Tak mengapa
Tamanku sunyi semerbak
Tanpa gemuruh riak-riak
Kunikmati kicau merdu
Ucapan paruh sang waktu
Aku kini penjual bunga
.
.
C.S.
Petiklah Cuma-Cuma
Jika ada yang kau suka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H