Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Pemeras yang Cerdas

6 November 2012   08:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:53 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi pemeras harus cerdas. Pola-pola pemerasan gaya lama tentunya ditinggalkan. Karena bisa "berbahaya" bagi keamanan dan juga kenyamanan. Di samping itu, mereka yang selalu belajar dari pengalaman, tentunya berpikir secara cerdik.

Agar dengan mudah dan nyaman dalam melakukan pemerasan, tentunya modus yang palingdipilih bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal tanpa merepotkan/mengotori tangan sendiri. Di samping pelaku memperoleh hasil yang maksimal, energi yang dikeluarkannya pun bisa ditekan. Demikian juga agar obyek yang dia peras tidak sedemikian cepat mengalami kerusakan karena kekuranghati-hatian dalam proses pemerasannya.

Pemeras yang bijaksana tentunya mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Target utamanya ada hasil yang maksimal, aman, tidak melelahkan dan obyek pemerasan tetap terjaga kondisi terbaiknya. Sudah bukan zamannya, memeras dengan cara lama, telah banyak metode yang paling efektif dalam melakukan pemerasan.

Tentu saja bukan bermaksud mengajari, hanya memberi contoh pola-pola pemerasan yang diyakini efisien sekarang-sekarang ini. Di antaranya adalah:

[caption id="attachment_207755" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber:http://home.howstuffworks.com"][/caption]

Saya yakin, jika Anda bukan “anak mami” pasti tahu rasanya memeras cucian secara manual. Selain terlalu lama, tentu saja terasa melelahkan, bahkan sering membuat pegal dan sakit pinggang. Dengan hadirnya mesin cuci/laundry ini, jelas membuat para pemeras sangat-sangat terbantu, apalagi saat tiba musim hujan.

[caption id="attachment_207761" align="aligncenter" width="300" caption="sumber:http://bangkittani.com"]

13521883321066359459
13521883321066359459
[/caption]

Yang ini tepatnya memang mesin “pemerah”, tapi tak mengapalah, karena menurut saya tak jauh beda dalam kegiatannya memeras. Menghasilkan benda cair/susu dalam outputnya . Memerlukan keahlian khusus saat hendak melakukannya dengan cara manual. Dengan mesin ini, selain lebih bersih dan praktis, relatif lebih aman karena terhindar dari “tendangan”.

[caption id="attachment_207771" align="aligncenter" width="300" caption="sumber:http://nostalgia.tabloidnova.com"]

13521906062083565789
13521906062083565789
[/caption]

Contoh ketiga ini, tentunya saya tak ingin memperdebatkan ketepatan tentang memerah atau memeras. Pastinya, dengan alat sejenis ini, sangat membantu ibu-ibu dalam tugas mulianya memberikan ASI bagi anaknya, meskipun sibuk bekerja. Menurut saya, lebih praktis, mudah dan aman jika dilakukan sesuai dengan petunjuk yang ada. Lebih repot jika melakukan secara manual tentunya. Karena selain alasan kebersihan, jika dilakukan secara manual akan lebih membutuhkan waktu dan melelahkan. Baik itu menggunakan tangan sendiri ataupun meminta bantuan suami yang kemungkinan besar enggan, atau jikapun bersedia, dikuatirkan tak konsisten dengan tujuan awalnya.

Demikianlah, masih banyak contoh lainnya. Yang jelas metode pemerasan pun selalu mengikuti tuntutan perkembangan dan kebutuhan untuk kemudahan. Namun, semua tentu bergantung kepada kondisi dan pilihan. . . C.S. Humor semata... Saya akui, tak mudah untuk "meresSAPI" Please,..don't "DUPAK" Me..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun