Terciptanya mobil listrik nasional yang kemarin senin sempat dijajal oleh Pak Dahlan Iskan layak dijadikan harapan untuk menunjukkan bahwa negeri ini tidak stagnan dalam pengembangan teknologi yang concern dalam penghematan energi serta ramah lingkungan. Meskipun belum sempurna (karena mogok kehabisan setrum), bukan menjadi kendala untuk terus mengembangkannya. Paling tidak kalau nantinya mobil listrik ini layak dilempar ke pasaran, bisa mengurangi pemakaian energi BBM.
Sebenarnya sih masih ada ganjalan, meskipun proyek mobil listrik ini tetap perlu diapresiasi, yakni jika nanti mobil listrik ini beroperasi secara masal, apakah tidak menimbulkan problem baru dalam rangka hemat energi?
Kan sekarang kita tahu, listrik yang selama ini kita pakai penggerak utama/pembangkitnya masih sangat bergantung dari energi tak terbarukan ( Solar, gas dan batu bara). Energi lain yang berlimpah belum secara signifikan dimanfaatkan. Jadi kalau pengembangan mobil listrik tidak diiringi inovasi masif dalam mengembangkan sumber energi pembangkit listrik dari alam yang berlimpah (air, matahari, angin, gelombang laut dan lain-lain), sepertinya belum terlalu besar selisih hematnya ya. Hanya mengulur waktu habisnya saja. Dari BBM ke listrik, listriknya dari BBM juga.
Kenapa sih para ilmuwan kita kok belum terlihat lebih mengembangkan energi pembangkit listrik yang bahannya selalu tersedia melimpah di alam?
Kalau yang itu masih susah, angan-angan saya ini masuk akal nggak ya kira-kira? Memikirkan yang terdekat saja dan sepertinya mudah diciptakan. Listrik bisa tercipta dari energi mekanik kan? Putaran roda mobil menggerakkan dinamo, mengalirkan listrik ke ACCU (baterei), disimpan dan digunakan untuk kebutuhan electric di mobil itu.
Nah, selama ini jika kita bergerak , energi yang kita keluarkan hanya terbuang tak membentuk energi baru kan? Kalau saja kita semua rajin treadmill (joging) setiap pagi, lalu putarannya di menggerakkan dinamo menghasilkan listrik yang disimpan dalam baterei, maka tiap keluarga sepertinya bisa deh memenuhi kebutuhan energinya. Yang penting, ciptakan alatnya.
Masuk akal nggak kira-kira? Ngayal banget ya,..hehe. Menurut saya bisa, ah. Ayahnya treadmill, lalu ibunya, lalu anaknya (apalagi kalau anaknya selusin), listriknya disimpan, bisa tuh menyimpan beberapa watt. Indonesia kan 240 juta jiwa, bisa ribuan megawatt,..kalee,..masa iya nggak bisa. Rajin joging lah, agar siapa tahu, nanti kebutuhan listriknya mudah terpenuhi. Udah sehat, langsing, listrik tercukupi.
Salam energi terbarukan.
.
.
C.S.
Masih kepikiran.., apa kebanyakan ngalamun saya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H