Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berkolaborasi "Maya," Hendaklah "Nyata"

10 Oktober 2011   10:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:07 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_134958" align="aligncenter" width="400" caption="from google"][/caption] Persamaan sikap, keinginan ataupun cara pandang seringkali berbuah kedekatan. Kedekatan mampu menjadikan terciptanya kebersamaan. Kebersamaan bisa mengarah pada sebuah kolaborasi. Dengan kesamaan tujuan. Kolaborasi di dunia nyata relatif mudah untuk digulirkan. Interaksi yang notabene nyata pula mendukung untuk itu. Segala kemauan, keinginan, ataupun apa yang disebut kesepakatan dapat diramu dengan menu serta pola kasat mata. Sebuah penggalian saat sebuah kolaborasi disepakatkan dalam dunia "maya". Dunia internet yang interaksinya cenderung "tidak kasat mata". Sebuah kemungkinan dan kenyataan bahwa dari ajang "pertemuan" didunia awan dan kabel ini terjalin kedekatan berdasarkan kesamaan rasa ataupun emosi. Apalagi jika diawali dari pergulatan dalam area sharing dan connecting. Keinginan beberapa individu untuk saling berpadu menciptakan sesuatu adalah bukan tabu. Adalah sah-sah saja. Apalagi jika perpaduan itu dirasa akan menciptakan sesuatu yang "baru". Tentu saja kebaruan dengan niat yang tulus dan tidak semu. Perpaduan untuk saling berkolaborasi serta bekerja sama didunia maya bisa menjadi sisi pilihan bagi mereka yang menemukan sesuatu menuju apa yang diimpikan atau diangankan. Kolaborasi yang mungkin dibentuk adalah sebuah kerjasama dalam suatu wadah aktualisasi diri bersama. Bisa berupa Group, Komunitas, Club atau apapun itu. Yang mungkin sering dilakukan dalam rumah kelompok semisal situs atau blog. Dalam komposisi ringan untuk sekedar berkumpul atau bercanda ria teman seirama hal itu cenderung tak menimbulkan beban lain. Namun jika kolaborasi itu arah dan tujuannya lebih kearah cita-cita yang bersifat "Industri", atau yang menghasilkan sesuatu yang dapat diukur secara riil (rupiah) maka yang akan dicermati hal itu mau tidak mau adalah menjadi sebuah "bisnis". Bisnis bersama. Ada hal lain yang tidak bisa dianggap sepele jika sebuah industri dijalankan secara bersama di dunia maya.Mungkin ada atau banyak rekan kompasianer yang mempunyai keinginan untuk itu, yaitu berkolaborasi di dunia maya. Namun beberapa saran orang sok pintar dan kebablasan berpikirnya ini dapat rekan-rekan sekalian ambil atau sapu debu-debunya. 1. YAKINKAN BAHWA YANG DIINGINKAN REKAN-REKAN  SEKALIAN ADALAH SAMA Terkadang kondisi sesaat. Yang sering dipengaruhi pemikiran sesaat.Mungkin berbalut mimpi atau emosi.Katakanlah keinginan. Membuat rekan ada yang cenderung ayo saja menerima sebuah tawaran kolaborasi. Pergesekan atau kekecewaan seringkali timbul jika dalam perjalanannya ternyata hal yang dibayangkan tidak sesuai apa yang terlaksana. 2. KENALILAH DENGAN BAIK SIAPA SAJA YANG MENGAJAK ATAU YANG BERADA DALAM WADAH ITU Ini dunia maya. Dunia yang seringkali berbeda dengan nyatanya. Apalagi menyangkut personil/individu yang berkecimpung didalamnya. Maka itu sebelum anda memutuskan untuk bergabung dalam wadah khusus apalagi dengan sebuah "proyek" maka adalah sangat penting mengetahui dengan siapa bekerja sama. "Kopdar" (kopi darat) adalah hal yang sangat disarankan untuk hal ini. Anda bisa tahu dengan jelas dan nyata siapa-siapa yang akan menjadi partner-partner kerjasama anda. Untuk kolaborasi maya memang hal ini cenderung sulit dilakukan.Tapi bukan tidak mungkin. Kendala jarak dan waktu memang menjadi penghalang terbesarnya. Namun jika anda tetap antusias dengan ajakan itu. Meski kecil kemungkinan untuk kopdar, tidak menutup kemungkinan cara lain untuk mengetahui siapa-siapa rekan kerja anda. Tukar-menukar biodata, email, telepon, atau lebih canggih sedikit seperti teleconference, fasilitas 3G dan lain-lain. Apapun caranya agar dapat memperoleh keyakinan secara nyata siapa yang bekerja sama dengan anda. Sangat naif jika kita bekerja sama dalam proyek yang menjanjikan. Namun tidak tahu pasti siapa orang-orang dibalik "sahabat maya" kita itu. Siapa nama aslinya, dimana tinggal, profesinya apa, dan juga penting adalah apa jenis kelaminnya. 3. MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) Hal ini tentu saja sangat diperlukan. Kesepakatan bersama. Tentang tata cara atau bahkan perjanjian dalam menjalankan kerjasama itu. Terserah bagaimana rekan-rekan mengolahnya. Yang jelas harus ada sebuah kesepakatan (sedapat mungkin tertulis dan ditandatangani bersama). Agar jelas jika suatu saat terjadi pergeseran tujuan atau pendapat diantara anggota-anggota/kru yang bekerja sama. Anda jangan takabur dengan keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja, akan kompak kompak saja, atau tak akan terjadi penyimpangan apapun. Bagaimana anda bisa seyakin itu? 4. MANAGERIAL YANG JELAS DAN NYATA Hal ini mungkin bisa dijadikan satu bagian dari Mou. Atau bisa juga terpisah secara khusus. Agar jelas pembagian tugas antar anggota. Apa saja jabatan yang ada di wadah itu. Apa tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota. Dan apa yang menjadi tanggung jawab bersama.Apalagi jika arah pergerakan wadah/group/club yang anda terjuni ini mengarah kepada tujuan yang berbau "industri" yang mungkin diharap menghasilkan uang katakanlah. Atau dalam perkembangannya membutuhkan aliran rupiah untuk mendanai, merawat, atau membesarkannya. Ingat! Sampai kapanpun juga "uang" adalah sesuatu yang sensitif. Setiap personil bisa saling curiga bahkan baku hantam jika permasalahan terkait "biaya" dan "hasil" ini tidak jelas. Hal-hal diatas anggaplah debu-debu saran yang mampu terpikirkan oleh pikiran bodoh saya. Yang mungkin terlalu kejauhan berpikirnya. Bukan bermaksud memiringkan apa yang menjadi harapan sahabat yang berkolaborasi "praktis". Namun sekali lagi janganlah terlalu yakin dan cenderung takabur dengan pikiran lugu bahwa tanpa poin-poin yang saya ajukan di atas tak akan terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Tanpa "pagar-pagar antisipasi" di atas, kenapa bapak-bapak yang berkolaborasi membuat proyek "laki-laki pelindung" tidak akan menyimpang menjadi pusat transaksi syahwat? (misalnya), atau yakinkah ibu-ibu jika "klub aerobic" yang anda bentuk tidak bergeser menjadi bisnis jual tubuh? (misalnya lagi). Ingat dengan kesadaran membentuk sebuah wadah didunia maya tanpa didukung pagar-pagar pengaman, merupakan sebuah kesadaran bahwa anda telah "pasang badan" dengan menempelkan nama-nama berharga anda di sana. Sekian. Mudah-mudahan debu saran dan peringatan ini tidak hanya memerihkan mata anda. Namun sedikit banyak mampu mengusik sisi logis kehati-hatian anda. I Love U All. Sekali lagi. Ini adalah "surat cinta" saya. Kalo tidak cinta ngapain capek-capek mengasongkannya. Anda toh bukan siapa-siapa saya. Yang jelas jangan dianggap "merecoki" cita-cita dan angan jiwa anda. " Berpikir positif dan optimis adalah sebuah kebaikan, namun antisipasi hal negatif merupakan sebuah kebijakan" Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun