Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Scavenger" Dan "Divine" Kretek, Hidup Sehat Dengan Merokok

28 Februari 2012   07:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:48 4108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sangat menarik artikel tulisan FS Swantoro yang dimuat di Koran Suara Merdeka hari ini (28/2/1012). Terutama jika dikaitkan dengan fenomena yang seringkali terjadi pro dan kontra terkait kebijakan tentang rokok. Bukan berarti Saya hendak mencari “pembelaan” terhadap kebiasaan merokok yang saat ini masih banyak dijalani, namun sekedar hendak mengulas kembali sisi lain tentang dunia rokok. Paling tidak artikel yang menjadi inspirasi tulisan Saya ini bisa dianggap sebagai kehendak menghargai temuan anak-anak bangsa tentang Divine Kretek”. Dan bukan berlebihan jika suatu saat apa yang diciptakan oleh mereka bisa menjadi sebuah “solusi” kesehatan.

Sejenak mengulang isi artikel yang berjudul “ Meluruhkan Stigma Negatif Rokoksebelum nantinya kita akan bebas berpendapat namun tetap berimbang serta berpikir terang. Bahwa rokok (kretek) telah diakui sebagai salah satu warisan budaya bangsa, seperti yang tercantum juga dalam karya Mark Hanusz (2000), “ Kretek: The Culture and Heritage of Indonesia’s Clove Cigarettes”. Dalam buku ini diulas bahwa rokok kretek yang disebutnya aroma jiwa bangsa Indonesia. Juga menjadi napas hidup bagi banyak orang. Diantaranya petani tembakau, petani cengkih, pemasok pupuk, pabrik rokok, pedagang rokok, pabrik kertas, pabrik lem dan sebagainya. Termasuk pula berperan dalam keuangan negara (pajak/cukai).

Di luar stigma negatif yang disematkan masyarakat terutama aktivis kesehatan yang antirokok, ternyata kini banyak ilmuwan mampu menjinakkan bahaya merokok bagi kesehatan. Pada dasarnya, pemanfaatan bahan alam sangat tergantung pada pengetahuan atas bahan alam itu sendiri. Dan salah seorang ilmuwan anak bangsa telah memberikan sumbangan yang sangat berharga, yaitu “divine” kretek, rokok sehat dan peluruh radikal bebas. Dia adalah Dr Gretha Zahar yang dibantu Prof Sutiman Bambang Sumitro dari Unibraw Malang.

Inti temuannya adalah asap rokok tidak lagi berbahaya bagi kesehatan manusia, lewat kajian ilmiah yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Asap rokok dianalisa dengan instrumen gas “chromatography”. Dengan hasil bahwa senyawa dalam asap rokok tidak semata-mata senyawa radikal bebas, tapi banyak polimer berbentuk kumpulan butiran partikel. Nikotin merupakan salah satu bagian kecil dari butiran partikel dari asap rokok. Jadi ketika asap rokok masuk dalam tubuh, nikotin tidak dapat berbicara sendiri. Padahal komponen paling berbahaya dari asap rokok justru radikal bebasnya. Nah, lewat set peluruh radikal bebas (scavenger) temuan Dr Gretha dan prof Sutiman ini dihasilkan “divine” kretek, yang asapnya dijamin tidak berbahaya karena tidak lagi mengandung radikal bebas, karena radikal bebas antara lain partikel logam mercury (Hg) yang mengendap dalam tubuh dapat ditangkap,dijinakkan, dan diluruhkan.

Ah, lebih baik ke akhirnya saja, yaitu sudah dibuktikan bahwa peluruhan radikal bebas pada asap rokok lewat serangkaian set peluruh radikal bebas (scavenger) yang dilapiskan pada filter atau dicampurkan dalam cengkih, mempunyai efek positif terhadap sistem kesehatan biologis. Sudah dibuktikan bahwa divine kretek dapat menyembuhkan penyakit kanker, kardiovaskuler, autis, stroke,paru-paru, dan menjaga kesehatan tubuh.

Menurut Prof Dr Sarjadi SpPA, guru besar Fakultas Kedokteran Undip, divine kretek dan scavenger merupakan temuan luar biasa, bahkan merupakan salah satu mahakarya ilmu pengetahuan dan tonggak peningkatan kesehatan manusia berdasarkan kearifan lokal. Bahkan oleh ilmuwan Perancis, temuan Dr Gretha sedang dipromosikan untuk Hadiah Nobel.

Meski mungkin akan tetap menimbulkan pendapat pro dan kontra, saya pribadi berharap penemuan ini betul-betul solid. Meski artikel tersebut belum terlalu lengkap mengulas mengenai efek bagi perokok pasifnya, demikian juga tentang nikotin itu sendiri, yakni apakah dengan berhasil dijinakkannya partikel radioaktif di dalamnya, efek “kecanduan” dari nikotin itu bisa pula dihilangkan? Masih perlu diinformasikan pula, penjelasan secara ilmiah, bagaimana prosesnya sehingga divine kretek dapat bermanfaat bagi kesehatan, bahkan mampu menyembuhkan berbagai penyakit di atas. Tapi sepertinya hal ini bisa terjawab pada buku “Divine Kretek: Rokok Sehat dimana FS Swantoro sendiri menjadi tim penulisnya.

Mengingat begitu sulitnya budaya merokok itu dihentikan, apalagi terkait hajat hidup orang banyak dibaliknya, alangkah baiknya jika “scavenger” serta “divine” kretek itu wajib diterapkan pada setiap produsen rokok. Bisa jadi ini adalah sebuah solusi. Paling tidak, bagi perokok yang saat ini belum mampu menghentikan kebiasaannya bisa berharap pada temuan luar biasa ini. Bukankah ini sebuah harapan baru? Meski tetap merokok, namun kesehatan tetap terjaga, bahkan lebih sehat, apalagi jika bisa sembuh dari penyakit-penyakit di atas?

Ah. Mudah-mudahan ini nyata, jangan skeptis dulu, apalagi penemuan ini melalui proses terpercaya secara ilmu.

.

.

C.S

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun