Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

A Sia Na Mau Ke Mana?

5 Oktober 2011   04:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:19 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

A Sia Na club. Meski sebelumnya kurang peduli terhadap isu feminim atau maskulin. Saya agak tergelitik untuk berwacana. Sekedar usil dan mengorek dapur orang lain. Agak kurang ajar mungkin.Ah, biarlah.

Club ini pada riwayatnya dibentuk oleh para wanita cantik (katanya) yang merasa prihatin dengan "maskulin"-nya Kompasiana. Dapat dimaklumi memang. Apalagi sang vokalis utama (Ma Sang Ji), mengalami peristiwa teror tak sopan melalui komentar yang masuk di postingnya. Sepertinya itulah awal dari kegelisahannya. Maka dibulatkanlah tekadnya untuk "bunuh diri" di Kompasiana. Kebetulan ia menemukan rekan-rekan yang seirama.Dan Lahirlah club ini.

Pergi tapi malu-malu. Melenggang dari pintu tapi tetap "merayu". "Marilah, kawan-kawan. Temani aku.Dirumah baruku. Aku tak mau kesepian disana".

Sejatinya Saya cukup salut akan semangat feminim mereka. Demi prinsip mereka mencari sesuatu yang lebih mengena jantung hatinya. Namun ketakutan akan kesepian itu membuat mereka lupa. Demi rumah baru mereka agar tak sepi, promosi babak belur mereka tempa. Sang Vokalis (Ma Sang Ji) atau A Siana yang kompasiener itu tak putus asa berusaha. Agar para tamu berdatangan. Atau bahkan menginap dirumahnya. Komentar di kompasiana (rumah awal) dengan memberi souvenir Link A Siana. Demikian juga dengan posting "iklan". "Datanglah. Ada menu lezat, segar, dan bergizi di A Siana."

Jangan bilang Saya benci mereka. Saya mencintai mereka. Saya Naksir mereka. Seperti apa yang mereka rindukan. Namun hanya menyayangkan saja. Ditengah kebingungan Saya tentang feminim atau maskulin. Undangan-undangan mereka. Yang tidak memandang lagi feminim atau maskulinnya sang calon tamu yang hendak berkunjung atau menginap. Membuat "ruh" awal untuk menggemakan feminimitas pun lambat laun akan terkoyak.

Rumah feminim itu memang belum terlalu ramai. Namun bukan tak mungkin akan ramai.Bahkan akan bergerombol para maskulin disana. Lalu apa bedanya dengan Kompasiana? Kenapa tidak pulang saja....

A Sia Na...oh A Sia Na. Jangan tutup mata hatimu. Konsistenlah dengan kecantikanmu. Feminim-mu. Maka kebesaranmu nantinya akan menunjukkan siapa dirimu.

Mudah-mudahan colekan usil maskulinku akan semakin membesarkanmu.

Salam Maskulin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun