Rautmu pucat
Mata terpejam bibir membiru
Terbujur kaku
Nafas tandas tertiup lalu
.
Kau cantik, tampan, juga rupawan
Tapi entah
Kemana hati terbang melayang
Tertiup dinginnya debu belantara
.
Ini peti mayatmu
Tidurmu tanpa rasa
Sekarat dalam seringai
Senyum biru bibir membeku
.
Putus harap bangunkanmu
Ku tampar, ku hempas namun tak gegas
Haruskah ku cabik kain tubuhmu?
Dan kugagahi sepanjang waktu?
.
Mungkin semua sia-sia
Lebih baik kuambil pisau berkarat
Kutikam dadamu tepat di jantung
Agar darahmu kembali hangat
.
Bangunlah sayang
Serilah cantik, tampan, rupawan
Tinggalkan peti kayu itu
Hiduplah kembali, arungi laut biru
.
.
C.S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H