Itu baru karya yang bersifat tulisan/novel. Bukankah masih banyak karya fiksi yang mampu menyajikan sejarah dalam media lain? Bagi yang berasal dari jawa tengah (maaf), mungkin ingat sajian kesenian "kethoprak". Kethoprak seringkali menyajikan kisah-kisah yang dilatarbelakangi sejarah. Bahkan sandiwara radio masa itu pun ampuh untuk mengenalkan sejarah. Bukankah masih terngiang karya Estijab dalam kisah Arya Kamandanu dan Meishin dalam kisah "TUTUR TINULAR". Bagaimana dengan karya film? tentu saja tidak ketinggalan. Banyak sineas yang telah berperan dalam hal ini. Bukan hanya sejarah Indonesia, sejarah negara lain pun bisa kita nikmati dalam sebuah sajian film. Lihat saja film heroiknya Mel Gibson dalam "BRAVEHEART", padat sejarah bukan?
Ilmu sejarah memang masih diperlukan kehadirannya dalam kurikulum pendidikan kita. Namun alangkah baiknya jika penyampaian dan metode pengajarannya lebih fleksible dan populer sehingga menjadi disukai siswa. Salah satunya dengan menyodorkan karya-karya fiksi. Menyajikan sejarah dengan dibumbui kelezatan kisah fiksi rasanya lebih mengena di hati.
.
C.S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H