Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perang Makanan

3 Maret 2014   17:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:17 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kecamuk perang insan

beradu urat untuk katakan

mana yang boleh

atau tidak boleh

untuk dimakan

dari tentang siapa yang pantas

memberi tanda pada kemasan

.

Hiruk pikuk jauh kesudahan

melebar

membakar

mengusik tuhan-tuhan bertengkar

bungkus-bungkus manusia

dibuat oleh manusia

dinilai oleh manusia

manusia yang sering lupa

saling santap antar manusia

.

Entah hendak ke mana

akhir wacana di lingkar meja

mungkin ketika

Sang Bapak dan Ibu sadar

akhiri petuah dan busa doa

di depan piring-piring tengkurap

bakul nasi yang tiada terisi

dan anak-anak kurus bertanya

“ mana hidangannya..?

kami lapar..!”

.

.

C.S.

telur dan ayam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun