Cerita ini bermula dari sepasang kekasih bernama Henry dan Jane yang sudah hidup bersama selama 3 tahun, perjalanan cintanya banyak dilalui dengan suka/duka,tangis/tawa,dengan candaan marahan, namun kesetiaan cinta mereka tidak pernah berubah, karena cinta membuat mereka bisa lewati setiap waktunya bersama-sama. Karena sudah merasa perjalanan yang dihadapi sudah cukup panjang untuk saling mengenal dan berbagi, akhirnya Henrypun berjanji untuk segera menikahi Jane.
Segera orang tua dari Henry dan Janepun merestui dan mulai merencanakan berbagai persiapan bagi pernikahan mereka.Sebulan sebelum tiba hari pernikahan, Henry dikejutkan oleh sebuah berita yang menghancurkan masa depan dan kebahagiaannya. Henry mendapatkan berita dari rumah sakit bahwa Jane menderita kanker ginjal stadium akhir dan waktunya sudah tidak lama lagi.
Begitu berita itu selesai dibaca oleh Henry, Henry langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Jane. Sesampainya di rumah sakit, airmata Henry mengalir membasahi wajahnya. Dari luar kaca, Henry melihat Jane terbaring lemah di atas ranjang tidur. Henry membayangkan wajahnya yang dulu penuh ceria, kini pucat dan tampak lesu.
Seminggu sebelum hari pernikahan, Henry meminta ijin dari rumah sakit untuk membawa Jane pulang. Jane tampak belum baik, tetapi para medis yakin bahwa umurnya tidak akan lama lagi dan merekapun tidak mungkin bisa menyembuhkan Jane, maka mereka mengijinkan Henry untuk membawanya. Ketika keluar dari rumah sakit, Henry membawa Jane pergi ke taman gereja. Henry berkata kepada Jane dengan senyuman, "Ingatkah engkau pertama kali kita berkenalan di tempat ini?".
Janepun membalas senyumannya dan menjawab, "Ya, waktu itu engkau tampak gugup dan pemalu. Aku berpikir engkau adalah orang yang aneh. Tetapi kini orang aneh itu menjadi orang yang paling istimewa di hatiku." Henry yang tak kuat menahan airmatanyapun akhirnya membiarkan airmata itu mengalir di wajahnya, dengan senyuman Jane menghapus airmata itu dari wajah Henry. Jane berkata kepada Henry, "Tuhan itu adil, engkau jangan pernah menyalahkanNya.
Jika nanti waktuku sudah habis, Dia pasti akan mencarikan orang yang lebih baik dariku untuk menemanimu seperti aku menemanimu." Henry menangis lebih keras lagi, lalu memandang ke langit dan berkata, "Aku tidak akan pernah menerima yang lain lagi dalam hidupku, jika engkau nanti pergi, tunggulah aku, suatu saat, Tuhan akan mempertemukan kita kembali." Jane tersenyum.
Henry melanjutkan perkataannya, "ayo kita bermain untuk terakhir kali sebelum pernikahan, selama seminggu ini aku akan membuatmu menjadi orang yang paling berbahagia di dunia." Jane tersenyum dan ikut mengalirkan airmatanya lalu menyetujui permintaan Henry.
HARI PERTAMA
Henry membawa Jane pergi ke sebuah restoran makan, tempat dimana pertama kalinya mereka berkencan. Henry memberikan sebuah cincin untuk Jane dan memasang di jarinya. Jane hanya bisa tersenyum sambil meneteskan airmatanya. Henry berkata, "Aku ingat bahwa cinta yang Tuhan anugerahkan kepadaku untukmu tidak pernah pudar. Aku mencintaimu sama seperti ketika pertama kalinya aku mengatakan hal yang sama kepadamu."
HARI KEDUA
Henry dan Jane pergi bermain ice-skate, Henry berkata, "Aku ingat dulu disini engkau tidak pernah mau bermain skating denganku. Tetapi akhirnya engkau mau kuajari dan kita bermain sambil tertawa girang, saat itu aku melihat kegembiraan yang terpancar dari wajahmu dan berpikir bahwa engkau adalah orang terindah yang pernah kutemui. Itu adalah salah satu anugerah kebahagiaan terbesar yang Tuhan berikan untukku."
HARI KETIGA
Henry membawa Jane pergi ke tepi danau di samping rumah Henry, disitu mereka melihat banyak ikan berlompatan seperti bermain atraksi, Henry berkata, "Saat itu aku sedang bertengkar denganmu, aku menyendiri ditempat ini, dan ikan-ikan itu tiba-tiba berlompatan menjadi hiburan untukku. Aku menyadari bahwa cinta itu tidak sempurna, hanya cinta Tuhanlah yang paling sempurna dalam kehidupan kita."
HARI KEEMPAT
Henry mengajak Jane untuk melihat tempat penikahan yang masih dalam persiapan, Henry berkata, "Tuhan tidak pernah mengecewakan dan mengabaikan mimpi kita, aku selalu menantikan waktu seperti ini selama kita bersama."
HARI KELIMA
Henry dan Jane sedang berada di rumah Jane. Jane memperlihatkan kenangan mereka lewat surat cinta yang pernah ditulis Henry, Henry berkata, "Setiap kali aku menulis surat ini, tanganku selalu bergetar dan takut salah tulis." Mereka tertawa bersama.
HARI KEENAM
Henry dan Jane dikunjungi oleh para sahabat lamanya untuk memberikan kata selamat atas pernikahan yang akan segera berlangsung. Henry dan Jane sangat bersukacita. Henry berkata, "Tidak ada yang lebih membuatku bahagia selain waktu ketika Tuhan mengumpulkan orang-orang yang berarti bagiku kembali untuk seperti ini."
HARI KETUJUH (HARI PERNIKAHAN)
Henry menantikan Jane di depan altar gereja, beberapa saat kemudian Jane dan ayahnyapun keluar menyongsong Henry yang sudah menunggu mereka. Akhirnya Henry dan Jane bersama-sama berdiri di depan altar, Henry berkata kepada Jane, "Hari ini takkan pernah kulupakan, hari ini ialah hari dimana aku telah menjadi orang yang paling berbahagia karenamu."
Sang penghulupun segera memulai pernikahannya. Sang penghulu berkata kepada Henry, "Di hadapan Tuhan, bersediakah engkau menikahi Jane sebagai istrimu dan menjaganya, baik dalam suka maupun duka, senang maupun susah, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, engkau akan tetap setia bersamanya?". Henry menjawab, "Aku bersedia".
Kemudian Sang penghulu berkata kepada Jane, "Di hadapan Tuhan, bersediakah engkau menikahi Henry sebagai suamimu dan mendampinginya, baik dalam suka maupun duka, senang maupun susah, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, engkau akan tetap setia bersamanya?". Jane menjawab, "Aku bersedia". Sang penghulu berkata, "Kalian sudah menjadi suami istri di hadapan Tuhan, demikianlah sekarang kalian bukan lagi dua melainkan satu.".
Para hadirin pernikahan mulai bertepuk tangan sehingga ruangan itu penuh dengan suara kebahagiaan. Tiba-tiba Jane terjatuh, seluruh hadirin kaget. Henry panik dan segera melarikannya ke rumah sakit.
Dokter keluar (Henry langsung bergegas menghampirinya). Henry bertanya, "Dok, gimana keadaan istri saya?". Dokter menundukkan kepalanya dan berkata, "Engkau boleh melihatnya untuk terakhir kali, mungkin ada hal yang masih sanggup disampaikannya." Henry yang berurai airmata segera menghampiri Jane dikamarnya. Jane berkata dengan perlahan, "hari ini adalah hari paling bahagia dalam hidupku, karena Tuhan masih mengijinkanku melihat hari dimana aku akan menjadi milikmu dan engkau akan menjadi milikku selamanya.
Maafkan aku bila aku tidak bisa menemanimu lebih lama, aku ingin tetapi aku tidak punya kesempatan itu. Aku mencintaimu." Setelah mengucapkan kata-kata ini, Jane menutup matanya untuk selamanya. Henrypun semakin menangis dan teriakannya semakin keras. Orangtua Henry dan Jane datang dan menenangkannya.
Keesokan harinya, Henry melihat Jane untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya dikuburkan. Henry menciumnya dan mengalirkan air matanya di wajah Jane. Itulah saat terakhir Henry dapat bersama dengan Jane.
Kehilangan seseorang begitu terasa menyakitkan. Tetapi janganlah kita menyalahkan Tuhan ketika orang-orang yang sangat penting dalam kehidupan kita pergi meninggalkan kita untuk selamanya karena bagi Tuhan, itu yang terbaik dan Dia tidak pernah memberikan hal-hal yang buruk bagi kita.
Bersyukurlah saat ini apabila kita masih dapat menghabisi waktu yang ada pada kita bersama dengan orang-orang yang begitu berarti bagi kita dan meskipun suatu saat mereka akan pergi dari kehidupan kita untuk selamanya, biarlah kita bisa merelakannya dan tetap percaya bahwa kini mereka sudah ada bersama-sama dengan Tuhan dalam kebahagiaan.
Oleh sebab itu, jangan sia-siakan orang-orang yang masih ada dalam kehidupan kita, cintai dan kasihi mereka dengan sepenuh hati sebab akan lebih menyakitkan bila suatu hari mereka harus pergi dari kehidupan kita untuk selamanya tanpa memiliki kesempatan untuk menikmati kesempatan indah bersama-sama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H