Mohon tunggu...
Chris Noya
Chris Noya Mohon Tunggu... -

We cannot negotiable with people who say “What’s mine is mine and what’s yours is negotiable”

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aneksasi RMS Terhadap Lagu Rakyat Maluku

25 Februari 2014   22:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:28 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagu kebangsaan adalah sebuah simbol atau lambang negara yang membentuk identitas nasional suatu bangsa, baik diakui secara konstitusi maupun hanya berdasarkan konsesi rakyatnya saja. Lagu kebangsaan digunakan sebagai ekspresi dalam menunjukkan rasa nasionalisme dan patriotisme suatu bangsa.

Pemerintah RMS di pengasingan (Belanda) sempat mengklaim bahwa lagu rakyat Maluku “Hena Masa Waya” sebagai lagu kebangsaannya (1950-1960), padahal lagu tersebut sudah ada jauh sebelum RMS memproklamirkan kemerdekaannya karena memang lagu “Hena Masa Waya” sudah secara turun temurun diperdendangkan oleh para leluhur kepada anak cucunya di Maluku khususnya di Maluku Tengah, dimana lagu tersebut menceritakan tentang sejarah asal muasal negeri (hena) mereka.

“HENA MASA WAYA WAIYA LETE HUNI MU A O
YURI TASIBEA SALA NE KOTIKA O
A OLEH RUMA O RUMA SINGGI SOPA O
O PAUNE ITE KIBI RATU HIRA ROLI O”

artinya:

“Negeri di tempat-tempat kediaman kita yang tinggi di-MU, siang malam tertimbun air,
Bila diusut asal usul kita semua orang, tidak salah ketika itu,
Rumah kita turun temurun bertingkat tinggi asli, Kita semua tanpa kecuali sama saja seperti Raja”.

versi lainnya:

“Di masa silam
 kami Alifuru turun ke pantai dari Hunimoa Seram
, Bertenung dengan tasbih,
 ternyata pilihan kami salah,
 Berusaha mencari rumah
 Rumah tinggi (baileo) di tanah Sepa
 tempat disimpannya alat kerajaan
 yang telah melindungi kami”.

Pada tahun 1960, lagu kebangsaan tersebut akhirnya dirubah oleh Pemerintah RMS di pengasingan dengan lagu “Maluku Tanah Airku” ciptaan O. Sahalessy dengan alasan lagu “Hena Masa Waya” dinilai memiliki nuansa islami dari kata-kata tasibea yang berarti tasbih dan hanya mewakili wilayah Maluku Tengah saja tidak mencakup Maluku secara keseluruhan.

Namun, di saat Glenn Fradly menyanyikan lagu “Hena Masa Waya” dalam sebuah konsernya pada tahun 2011, aktivis RMS langsung mengangkatnya sebagai bahan provokasi dengan menyatakan bahwa lagu yang dinyanyikan Glenn tersebut adalah lagu kebangsaan RMS pada tahun-tahun awal berdirinya negara itu. Seperti ungkapan pengupload video Glenn Fradly saat menyanyikan lagu Beta Maluku (Hena Masa Waya) di Youtube :

[caption id="attachment_297349" align="aligncenter" width="464" caption="Inilah bukti dari aneksasi RMS terhadap lagu rakyat Maluku (Youtube.com)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun