Seni teater merupakan sebuah pertunjukan drama yang menampilkan perpaduan musik, gerak, tari serta akting dari setiap aktornya yang pada umumnya diperpontonkan pada panggung kesenian. Teater juga hadir karena terdapat cerita yang di angkat dari kisah kehidupan jaman dahulu kemudian dituangkan dalam cerita yang berbentuk naskah. Disisi lain, teater yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan sandiwara, sandi berarti simbol dan wara berarti berita. Maka teater juga dapat dipahami sebagai penyampai simbol atau tanda dan sebagai penyampai tanda yang pada akhirnya juga berperan menjadi pembawa pesan atau makna-makna tertentu lewat permainan laku (akting), musik, tata panggung, hingga cerita atau lakon yang dibawakannya. Pada titik ini maka seni teater kerap memainkan peran yang sangat penting dalam mengkomunikasikan sesuatu, melakukan analisis yang kritis terhadap realitas sosial yang ada dan pada kesempatannya kelak akan memberikan pencerahan maupun pandangan kepada audiens dalam memandang dan menyikapi suatu persoalan.
Oleh karena itu, pengurus Forum Pelajar Mahasiswa Luwu Timur Sulawesi Selatan Yogyakarta yang kemudian disebut Forma Lutim Yogyakarta berencana menyajikan sebuah pementasan teater mengenai salah satu budaya yang ada di Luwu, Sulawesi Selatan.
Ismet selaku ketua Forma Lutim juga sangat setuju dengan pementasan teater tersebut, menimbang ada kurang lebih dua tahun Forma Lutim vakum untuk menyelenggaran kegiatan offline karena adanya pandemi Covid-19 yang memaksa kita semua untuk tidak saling bertemu dan bertatap muka secara langsung dan sekarang saatnya untuk kita bangkit dan membuktikan bahwa pengurus Forma Lutim periode 2021-2022 bisa kembali lebih produktif di era transisi pendemi ke endemi ini.
“Terima kasih sudah memberikan rencana kegiatan baik dan kreatif, dengan harapan adanya pementasan ini kita bisa belajar tentang pentingnya seni itu seperti apa. Disisi lain kita juga boleh ikut serta ambil andil dalam melestarikan cerita sejarah dari tempat kelahiran kita,” tambah Ismet
Untuk pertama kalinya pementasan teater “mencari La Galigo” akan dibawakan oleh sejumlah mahasiswa Yogyakarta yang berasal dari berbagai daerah di Sulawesi dan Jawa. Kolaborasi antar mahasiswa ini berada di bawah naungan Forum Pelajar Mahasiswa Luwu Timur Yogyakarta. Teater ini akan mengangkat sisi lain dari cerita La Galigo dan membawakan cerita serta tampilan yang belum pernah diangkat dalam sejarah. Pementasan teater ini akan ditampilkan di Gedung Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta pada tanggal 25 September 2022 pukul 19.00 WIB. Dalam waktu kurang dari 2 bulan seluruh aktor, panitia beserta kru yang terlibat melakukan persiapan dan latihan untuk memaksimalkan penampilan teater nantinya. Meskipun dengan waktu yang singkat, tidak mengurangi semangat dari para mahasiswa untuk secara totalitas memberikan penampilan yang terbaik. Harapannya dengan diangkatnya teater ini, maka akan semakin banyak orang yang tertarik dan menyadari pentingnya sejarah Indonesia, khususnya sejarah Bugis.
Di sisi lain, Febriana Andiani selaku Stage Manager pada teater kali ini mengungkapkan bahwa penampilan teater ini adalah sebagai wujud terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung Forum Pelajar Mahasiswa Luwu Timur Yogyakarta (Forma Lutim YK).
“Selain dari pada ucapan bentuk terima kasih, pementasan teater ini juga menjadi salah satu alternatif kita untuk membangun kerja sama yang luas dalam lingkup keluarga mahasiswa dari beberapa daerah yang berkuliah di Yogyakarta mengingat beberapa dari aktor dan crew dalam pementasan teater ini merupakan orang-orang yang berasal dari luar Sulawesi,” Jelas Febriana.
Senada dengan Febriana, A. Finsensius Huigens Marambak selaku Pimpinan Produksi pada teater ini menyampaikan bahwa adanya relasi yang luas sangat baik untuk proses perkembangan Forma Lutim kedepannya.
“Mengingat pementasan teater ini akan melibatkan beberapa kalangan organisasi daerah Sulawesi Selatan, kegiatan ini juga menjadi salah satu alternatif guna menumbuhkan rasa persatuan, kesatuan, dan silaturahmi antar organisasi se-Provinsi Sulawesi Selatan,” tutur Finsensius.
Kegiatan ini merupakan persembahan yang diberikan oleh pelajar Mahasiswa Luwu Timur yang berada di Yogyakarta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur. Sehingga, kedepannya dapat menjadi bukti kegiatan positif yang terus dilakukan oleh kami dan dapat berdampak baik terhadap masyarakat, pemerintah serta pelajar dan mahasiswa yang menempuh pendidikan di tanah perantauan. Dari hal ini juga, kami memperlihatkan rasa cinta kami terhadap sejarah dan budaya yang dimiliki oleh daerah meskipun kami berada jauh dari tanah kelahiran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H