Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mariupol, "New Stalingrad" di Selatan Ukraina

7 April 2022   16:30 Diperbarui: 7 April 2022   16:32 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehancuran Kota Mariupol | Sumber: BBC.com

Invasi Rusia ke Ukraina sudah berlangsung selama sebulan lebih. Korban jiwa dari kedua belah pihak dan kehancuran kota serta infrastruktur semakin bertambah. Operasi militer Rusia pada tanggal 24 Februari 2022 yang awalnya diprediksi akan "selesai" hanya dalam hitungan hari nyatanya terus berlanjut hingga saat ini, setelah kekuatan pertahanan militer Ukraina yang dibantu oleh sukarelawan dari penduduk sipil dan warga asing memberikan perlawanan sengit terhadap Rusia yang secara statistik memiliki kekuatan yang jauh lebih unggul. 

Arah pertempuran menjadi berubah setelah tentara Ukraina melancarkan serangan balik dan merebut kembali wilayah mereka yang awalnya direbut Rusia. Bahkan tentara Rusia terpaksa mundur ke perbatasan Belarusia setelah mengalami kerugian dari banyaknya korban jiwa termasuk 6 jenderal mereka yang gugur di Ukraina. 

Pertempuran sengit antara tentara Ukraina dengan Rusia berlangsung di beberapa kota dan pedesaan Ukraina, dan dari semua area pertempuran, Mariupol adalah kota di Ukraina dengan tingkat kehancuran dan korban jiwa paling terparah. 

Pengeboman dan serangan besar-besaran Rusia terjadi di kota yang terletak di selatan Ukraina tersebut. Akibatnya adalah kota tersebut kekurangan air bersih, listrik, medis, dan stok makanan, selain itu ratusan ribu penduduk Mariupol juga terjebak di kota tersebut setelah Rusia memblokade semua akses keluar dari Mariupol.

Kehancuran Kota Mariupol | Sumber: oregonlive.com
Kehancuran Kota Mariupol | Sumber: oregonlive.com

Meski demikian, Azov Battalion yang merupakan milisi sayap kanan Ukraina beserta elemen militer lainya terus memberikan perlawanan sengit terhadap tentara Rusia. Mariupol yang juga merupakan markas militer Azov Battalion kini perlahan menjelma menjadi "Stalingrad"-nya Ukraina setelah kota tersebut terus menerus didera oleh serangan dan pengeboman tiada-henti yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa dari penduduk sipil. 

Selain itu, ribuan gedung dan tempat tinggal hancur lebur oleh serangan bom Rusia. Dibalik reruntuhan puing dari ribuan gedung tersebut, tentara Ukraina melancarkan serangan gerilya terhadap tentara Rusia, akibatnya jumlah tentara Rusia yang gugur di Mariupol cukup tinggi dibandingkan dengan wilayah Ukraina lainya.

Situasi ini sangat mirip dengan apa yang terjadi di Stalingrad 80 tahun yang lalu, ketika kota yang kini bernama Volgograd di Rusia tersebut diserang oleh tentara Jerman pada Operasi Barbarossa. 

Pertempuran Stalingrad menjadi salah satu pertempuran paling berdarah dalam sejarah Perang Dunia II setelah Jerman menyerang kota tersebut secara besar-besaran dimana tentara Uni Soviet secara gigih berusaha untuk mempertahankan kota Stalingrad. Korban jiwa dan kehancuran kota Stalingrad menjadi yang paling tertinggi dalam sejarah pertempuran di tanah Uni Soviet. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun