Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kembalinya Kejayaan Kerajaan "Romawi" Melalui Sepakbola

23 Juli 2021   18:12 Diperbarui: 23 Juli 2021   18:45 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
      Donnarumma, Kiper yang membawa italia Juara piala Eropa 2020. Sumber: marca.com

 

Kerajaan Romawi / Roman Empire adalah sebuah kerajaan di negeri Italia yang pernah menjadi kekuatan besar dan perkasa di masa lampau. Kejayaan dan keperkasaan tersebut terjadi ketika kerajaan Romawi dibawah ekspedisi Julius Caesar mampu menaklukan sebagian besar daratan Eropa seperti Prancis, Spanyol, Portugal, Yunani, wilayah Jerman hingga Inggris. 

Meskipun Inggris dan Jerman pada akhirnya tidak mengadopsi secara total kebudayaan, bahasa, dan tradisi kerajaan Romawi ketika kerajaan tersebut runtuh pada tahun 476 Masehi ( digantikan oleh Kerajaan Romawi Timur/ Byzantium hingga tahun 1453 M), akan tetapi negara-negara lain seperti Prancis, Spanyol, Portugal, dan Yunani mengadopsi serta menyerap kebudayaan, tradisi, arsitektur, sistem agrikultur hingga bahasa, pada akhrinya keempat negara tersebut termasuk Italia membentuk suatu rumpun Roman dimana ini memiliki arti bahwa kelima negara tersebut memiliki karakteristik yang sama dalam berbagai hal dari semua peninggalan kerajaan Romawi yang diwariskan kepada kelima negara tersebut. 

                                               

Statue Julius Caesar di Roma, Italia. Sumber: Brittanica.com         
Statue Julius Caesar di Roma, Italia. Sumber: Brittanica.com         

"Veni, Vidi, Vici", sebuah slogan yang dicetuskan oleh Julius Caesar yang memiliki arti "Saya Datang, Saya Melihat, Saya Menang" adalah sebuah slogan yang menjadi kunci keberhasilan Julius Caesar dan pasukan Romawi-nya untuk menaklukan benua Eropa dan tampaknya "warisan" Julius Caesar tersebut tetap dipegang teguh oleh kelima negara tersebut dalam dunia sepakbola.

 Meskipun terlalu naif untuk menghubungan antara sepakbola dengan Julius Caesar dan kejayaan kerajaan Romawi-nya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa kekuatan sepakbola dunia saat ini dipengaruhi dan didominasi oleh negara-negara rumpun Roman tersebut. Mulai dari pemain terbaik, sistem pembinaan hingga rekor di turnamen Internasional menjadi bukti bahwa Roman mampu menguasai peta kekuatan sepakbola.  

  

Piala Eropa mungkin menjadi saksi betapa berjayanya negara-negara rumpun Roman tersebut. Dalam 20 tahun terakhir,pemegang status juara dan runner-up didominasi oleh negara-negara dari rumpun Roman tersebut. Pada Euro 2000, Prancis menjadi pemenang setelah berhasil mengalahkan Italia dengan skor 2-1. Pada Euro 2004, Yunani berhasil mencetak dongeng besar dalam dunia sepakbola setelah menjadi juara dengan mengalahkan tuan rumah Portugal dengan skor 1-0. 

Pada Euro 2008, Spanyol memenangi kejuaraan setelah berhasil mengalahkan Jerman dengan skor 1-0, catatan fenomenal Spanyol berlanjut dengan kembali menjuarai Euro 2012 setelah berhasil mengalahkan Italia dengan skor 4-0 sekaligus mengukuhkan Spanyol sebagai negara tersukses di Piala Eropa dengan 3 trofi-nya setelah Jerman. Pada Euro 2016, Portugal yang diperkuat oleh megabintang Cristiano Ronaldo berhasil menjuarai Piala Eropa untuk pertama kalinya setelah berhasil mengalahkan tuan rumah Prancis dengan skor 1-0. Yang terakhir, Italia berhasil menjadi raja Eropa 2021 setelah berhasil mengalahkan tuan rumah Inggris melalui adu penalti. 

Gelar juara ini terasa sangat spesial bagi Italia karena mereka berhasil menjuarai Piala Eropa setelah 53 tahun lamanya dan juga setelah 2 kekalahan di partai final tahun 2000 dan 2012, terlebih mereka juga berhasil meraih gelar juara di London, sebuah kota yang dibentuk dan didirikan oleh kerajaan Romawi pada tahun 47 M ketika Julius Caesar menaklukan kepulauan Britannia (Inggris), sehingga kemudian banyak yang menghubungkan keberhasilan Italia menjadi juara Eropa di London dengan kisah masa lalu Julius Caesar dengan kota Londiniumnya. Bahkan 4 tahun sebelumnya, Italia harus mengalami "bencana besar" setelah mereka gagal lolos ke Piala Dunia 2018. 

      Donnarumma, Kiper yang membawa italia Juara piala Eropa 2020. Sumber: marca.com
      Donnarumma, Kiper yang membawa italia Juara piala Eropa 2020. Sumber: marca.com

          

Insiden tandukan Zidane dengan Materazzi. sumber foxsports.com     
Insiden tandukan Zidane dengan Materazzi. sumber foxsports.com     

Spanyol,Portugal, Prancis dan Italia adalah 4 kekuatan sepakbola dunia yang selalu mengundang banyak kisah dari persaingan keempat negara tersebut. Sejak puluhan tahun lamanya baik di turnamen Eropa ataupun dunia,  keempat negara tersebut telah menyihir banyak penikmat sepakbola dari persaingan mereka di atas lapangan. Salah satu kisah yang paling menarik tentu saja tandukan legenda Prancis, Zinedine Zidane ke dada bek Italia, Marco Materazzi pada partai final Piala Dunia 2006 dimana Italia menjadi pemenang melalui adu penalti.

 Selain itu juga terdapat berbagai kisah seperti kemenangan dramastis Portugal atas tuan rumah Prancis pada partai final Piala Eropa 2016 melalui gol Eder pada menit 109 perpanjangan waktu dan juga Cristiano Ronaldo yang ditarik keluar pada menit ke-18 setelah dilanggar gelandang Prancis, Dimitri Payet dimana pada akhir pertandingan, Cristiano Ronaldo menangis haru di hadapan publik Prancis di Stade de France setelah Portugal mencetak sejarah. 

Timnas Italia mampu menampilkan Catennacio yang memukau dengan penampilan bek-bek legendaris mereka seperti Baresi, Maldini, Nesta, Cannavaro, Materazzi, hingga duet Chiellini-Bonucci yang memenangi Piala Eropa 2021. Timnas Spanyol mampu memukau dunia pada Piala Dunia 2010 hingga Piala Eropa 2012 dengan permainan tiki-taka dengan kombinasi pemain Barcelona dan Real Madrid dimana pemain-pemain bintang seperti Casillas,Jordi Alba,  Pique, Sergio Ramos, David Villa, Xavi, Iniesta, Busquest, Torres, dan Alonso saling bahu-membahu membawa Spanyol ke masa keemasanya hingga Prancis yang pernah menampilkan permainan magis ala Michel Platini, Zidane, Henry, hingga Pogba dan Kante.

 

Timnas Spanyol juara piala dunia 2010. Sumber: gapersblock.com
Timnas Spanyol juara piala dunia 2010. Sumber: gapersblock.com

                                                                                                

Eder, sang Pahlawan Portugal di piala Eropa 2016. Sumber: goal.com 
Eder, sang Pahlawan Portugal di piala Eropa 2016. Sumber: goal.com 

                                                                          

Kehebatan dan kedigdayaan rumpun Roman tersebut juga turut diwariskan ke negara-negara Amerika Latin seperti Brazil dengan darah Portugisnya yang berhasil memenangkan 5 trofi Piala Dunia, Argentina dengan banyaknya pemain keturunan Italia yang menjadi kunci kesuksesan Argentina hingga Uruguay, Chile, dan Kolombia dengan gaya sepakbola atraktif ala Spanyol yang seringkali menjadi kuda hitam di turnamen Piala Dunia. Oleh karena itu, mungkin sekarang hingga kedepanya, "Kerajaan Romawi" akan terus menguasai jagad sepakbola dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun