Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Aldi Taher, Bukti Bahwa Manusia Rela Melakukan Apapun Demi Uang

14 April 2021   17:16 Diperbarui: 14 April 2021   18:17 3863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia Silver. Sumber : Kompas.id

Jika berbicara tentang suatu fenomena unik yang sedang terjadi di tanah air, mungkin Aldi Taher layak dinobatkan sebagai fenomena unik tersebut. Bukan karena penghargaan yang diterimanya ataupun film baru yang dibintanginya, melainkan aksi dan kelakuanya yang cukup kontroversial dan membingungkan. 

Aldi Taher yang selalu identik dengan peranya sebagai badut di video klip Ada Band yang berjudul “Manusia Bodoh” ini seketika menjadi trending berkat aksi-aksinya di akun instagram miliknya yang mungkin dapat dikatakan cukup mengundang banyak pertanyaan dari publik. 

Aldi Taher dalam setahun terakhir semenjak Pandemi Covid-19 seringkali mengunggah postingan dirinya sedang membacakan ayat-ayat Alquran dalam bentuk video dimana Aldi dihujat karena dianggap salah dan tidak benar dalam membacakan ayat-ayat Alquran yang dibawanya. 

Bukan hanya itu, Aldi Taher juga membuat perseteruan dengan Deddy Corbuzier dan DJ Dinar Candy setelah Aldi menuding bahwa Deddy dan Dinar membuat konten vlog yang dianggap “Maksiat”, sontak pernyataan Aldi ini mengundang reaksi “amarah” dari Deddy Corbuzier dan DJ Dinar Candy itu sendiri. 

Selain itu, Aldi Taher juga mendeklarasikan dirinya sebagai calon Presiden Indonesia dan juga Presiden Amerika Serikat di beberapa postingan instagramnya dimana dia selalu men-tag publik-publik figur lainya. 

Yang paling terlucu adalah ketika Aldi membuat 2 parodi lagu yang berjudul “Nissa Sabyan” dan “Deddy Corbuzier” dengan menggunakan ekspresi jogetnya. 

Sontak aksi dan kelakuan Aldi Taher tersebut menimbulkan banyak reaksi negatif dari para netizen Indonesia. Netizen beramai-ramai menyerang dan menghina Aldi Taher dengan menganggap bahwa Aldi Taher melakukan pansos, cari perhatian hingga menuding bahwa Aldi Taher sudah mengalami gangguan jiwa dan depresi. 

Setelah berbulan-bulan lamanya melakukan aksi konyol tersebut, akhirnya Aldi Taher buka suara. Melalui insta-storinya, Aldi akhirnya mengakui bahwa dia melakukan aksi-aksi yang dianggap pansos tersebut supaya dirinya kembali mendapatkan pekerjaan berupa syuting di stasiun televisi agar bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Pada akhirnya, berkat aksi-aksi konyol tersebut, Aldi Taher memang berhasil diundang ke beberapa acara di stasiun televisi dan podcast meskipun Aldi harus mendapat “bully-an” dan “hinaan” dari pembawa acara dan bintang tamu lainya. 

Ketika mendapatkan “bully-an” dan “hinaan” tersebut, Aldi tampak hanya tertawa dan menanggapi santai hinaan tersebut meskipun tak ada yang mengetahui bagaimana isi hatinya yang sesungguhnya. 

Akan tetapi, tampaknya Aldi tidak peduli karena yang terpenting adalah dia berhasil membawa pulang penghasilan dari tawaran syuting untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Aldi Taher tidaklah sendiri, di luar sana ratusan bahkan ribuan orang baik di Indonesia ataupun di luar negeri banyak sekali yang membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan. 

Pandemi Covid-19 memang telah meluluh-lantakan segalanya termasuk ekonomi. Sudah tercatat ratusan ribu orang di seluruh penjuru dunia harus diberhentikan dari pekerjaanya, dan juga ratusan ribu tempat usaha di seluruh penjuru dunia juga harus gulung tikar karena hantaman pandemi Covid-19. 

Oleh karena itu agar bisa bertahan hidup di tengah kengerian Pandemi Covid-19 yang tidak dapat diprediksi kapan akan berakhirnya.

Mereka yang diberhentikan atau gulung tikar pada akhirnya rela melakukan segala macam cara dan ide untuk bisa mendapatkan penghasilan setidaknya untuk bisa makan dan memenuhi kebutuhan harian mereka, bahkan mereka rela “turun kelas” dan menyingkirkan rasa gengsi ataupun malu supaya mereka bisa meraih uang untuk bertahan hidup. 

Di Indonesia, contoh paling nyata adalah munculnya fenomena kehadiran “Manusia Silver” dalam setahun terakhir di tengah Pandemi Covid-19. Fenomena ini dapat dengan mudah dijumpai di jalan raya seluruh kota di Indonesia terutama di pemberhentian lampu merah. 

“Manusia Silver” ini rela menyiram satu tubuhnya dengan cat silver (abu-abu) dan kemudian mereka akan meminta uang kepada setiap pengendara kendaraan roda dua ataupun empat yang sedang berhenti di pemberhentian lampu merah.

Manusia Silver. Sumber : Kompas.id
Manusia Silver. Sumber : Kompas.id
Banyaknya “Manusia Silver” yang mendadak muncul dalam setahun terakhir ini menimbulkan reaksi yang beragam, ada yang merasa terhibur dengan kehadiran mereka tetapi ada juga yang merasa risih dan terganggu dengan kehadiran mereka. 

Akan tetapi,yang perlu diketahui bahwa di antara ratusan manusia silver yang muncul di jalan raya, beberapa dari mereka memiliki latar belakang profesi sebagai supir angkutan umum, pedagang, musisi jalanan hingga anak-anak SMP yang ingin membantu ekonomi keluarga mereka.

Hantaman Pandemi Covid-19 dan keterpurukan ekonomi yang menjadi alasan bagi mereka untuk rela “turun kasta” menjadi Manusia Silver agar mampu bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan keluarga mereka. 

Rasa gengsi dan malu sepertinya tidak dipedulikan lagi oleh mereka. Yang terpenting, dari atraksi mereka sebagai Manusia Silver, mereka bisa mengumpulkan uang selama seharian untuk bisa dibawa pulang dan digunakan untuk memberi makan anak dan istri mereka. 

Yang mereka takutkan hanyalah razia yang dilakukan oleh Satpol PP yang sering melakukan penindakan dengan menangkap Manusia Silver tersebut. 

Di luar negeri dan juga Indonesia, Pilot dan Pramugari, kedua profesi yang cukup terpandang dan dianggap memiliki gaji besar juga turut menjadi korban dari hantaman dan keganasan Covid-19. 

Lockdown dan pembatasan mobilisasi mengakibatkan layanan penerbangan juga menjadi sangat terbatas, ini mengakibatkan maskapai penerbangan menjadi sangat minim pemasukan serta harus menanggung kerugian yang sangat besar. 

Kondisi ini mengakibatkan Maskapai Penerbangan harus melakukan pengurangan atau PHK sebagian besar karyawanya termasuk pilot dan pramugari. 

Dari maskapai penerbangan bintang 3 hingga bintang 5 melakukan PHK dan pengurangan tersebut untuk menyelamatkan mereka dari krisis dan kebangkrutan.

Ratusan hingga ribuan pilot dan pramugari pada akhirnya harus membanting stir untuk ganti profesi dan melakukan berbagai macam cara supaya mereka tetap bisa bertahan hidup. 

Di luar negeri dan juga Indonesia, banyak sekali kisah tentang pilot dan pramugari yang menjadi korban PHK yang rela menerima pekerjaan apapun untuk tetap dapat mendapatkan pemasukan. 

Banyak sekali kisah viral tentang pilot dan pramugari yang biasanya bekerja di ketinggian udara beralih profesi menjadi tukang antar barang, karyawan supermarket, tukang sate, tukang cukur rambut dan pekerjaan “ecek-ecek” yang rela mereka ambil demi bisa bertahan hidup di tengah keganasan pandemi Covid-19. 

Beruntunglah mereka masih memiliki akal sehat untuk tetap bekerja secara sehat dan baik meskipun mereka harus rela “turun kelas” dan mendapatkan penghasilan yang tidak seberapa. 

Di tengah Pandemi Covid-19 ini, banyak sekali oknum-oknum yang melakukan tindakan dan perbuatan negatif hanya untuk meraih uang. 

Di antaranya adalah banyak sekali yang melakukan penipuan, pemerasan, membuat konten hoax hingga yang paling viral adalah korupsi yang dilakukan oleh 2 menteri Indonesia yang rela menilap uang rakyat hingga miliaran rupiah.

Terkait dengan Aldi Taher, tulisan ini tidak ada maksud untuk membela Aldi Taher, mencela Aldi Taher ataupun membandingkan Aldi Taher dengan ribuan orang lainya di luar sana. 

Karena terkait dengan apakah yang dilakukan Aldi Taher merupakan tindakan yang positif atau negatif, semua orang punya pendapatnya masing-masing dan biarlah Tuhan yang menjadi hakim atas perbuatan Aldi Taher itu sendiri. Setiap manusia mempunyai caranya masing-masing untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan batin mereka itu sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun