25 Desember 1965, hari ini adalah hari yang mungkin dapat dikatakan cukup “suci” untuk seluruh umat manusia di dunia khusunya bagi mereka yang beragama Kristiani, mungkin tanpa saya beritahu, kalian sudah seharusnya paham apa yang dimaksud dengan hari tersebut.
Yap, hari ini adalah hari “natal”, sebuah hari yang suci karena kita sebagai umat Kristiani merayakan kelahiran Yesus Kristus yang merupakan “Manusia Kudus” yang diutus oleh Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia.
Jika biasanya kami merayakan natal di kota New York, namun kali ini kami merayakan natal di sebuah negara yang sangat jauh dari tanah kelahiran kami. Meskipun saya menyandang status sebagai seorang “Kristiani” tetapi saya tidak pernah merasa sebagai soerang “Kristiani” karena saya adalah seorang yang jarang sekali untuk berdoa dan mengunjungi gereja.
Bukan karena saya tidak percaya adanya Tuhan, tetapi bagi saya, berdoa dan pergi ke gereja bukan satu-satunya cara untuk menonjolkan identitas sebagai “Kristiani”. Karena hanya dengan berbuat baik dengan semua orang dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela itu sudah cukup untuk menunjukan nilai “Kristiani” yang sebenarnya.
Namun, kali ini untuk pertama lainya dalam enam tahun terakhir, saya datang ke gereja untuk berdoa dan merayakan natal. Alasan saya untuk datang ke gereja adalah karena adanya suatu “paksaan” dari Duta Besar Amerika Serikat di Istanbul kepada kami seluruh mahasiswa asal Amerika Serikat untuk datang ke gereja dan merayakan hari natal di sana.
Alasan dari adanya perintah untuk pergi ke Gereja adalah karena status negeri kami sendiri yang merupakan “Negeri Kristiani” terbesar di dunia meskipun saya tidak setuju dengan status tersebut. Mengapa?
Karena agama Kristiani yang dianut oleh hampir seluruh masyarakat Amerika Serikat hanyalah sebatas sebagai “identitas individual” saja sedangkan untuk kehidupan sehari-hari hampir banyak yang benar-benar mempraktekan makna dan ajaran dari agama Kristiani yang sebenarnya termasuk saya sendiri.
Memang, ada sebagian besar yang benar-benar mempraktekan ajaran agama Kristiani dalam kehidupan sehari mereka dan itu pun kebanyakan hanya dijumpai di wilayah selatan dimana kebanyakan adalah orang Hispanik yang terkenal dengan kereligiusan mereka serta beberapa kota di beberapa bagian wilayah yang didominasi oleh orang-orang dengan ras berkulit hitam yang terkenal dengan Gospel-nya.
Lalu apakah orang berkulit putih seperti saya pada umumnya tidak taat dengan agama ? tentu saja tidak bisa disama ratakan seperti itu, masih banyak yang berpegang teguh dengan kepercayaan agamanya dan kali ini saya harus kembali ke suatu “rumah” dimana keyakinan saya dimulai.
Waktu sudah menunjukan jam 7 pagi, di tengah cuaca yang sangat dingin, kami memasuki halaman gereja yang akan menjadi tempat kami untuk berdoa dan merayakan natal. Sebelum masuk, saya melihat sisi luar dari gereja ini dan jujur saya pun cukup terpukau dengan keindahan dan kemegahan dari arsitektur yang disuguhkan gereja ini.
Kekaguman saya semakin bertambah ketika memasuki gereja dan melihat sisi dalam gereja yang sangat luar biasa sekali. Melihat kemegahan yang ditawarkan gereja ini membuat saya seolah terbang kembali ke masa kejayaan kerajaan Konstantinopel yang pernah berkuasa di negeri ini selama ratusan tahun lamanya.