Mohon tunggu...
Chrisania SharonVircilia
Chrisania SharonVircilia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 8 buku solo dan telah memenangkan berbagai lomba menulis cerpen.

Sosok yang bercita-cita ingin menjadi bakteri ini sangat suka menonton drakor, anime serta membaca komik bergenre mystery-thriller, fantasi, dan komedi. IG: @eren_chiirsa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menjaga Keanekaragaman Hayati Indonesia di Tengah Gempuran Perubahan Iklim

15 Desember 2024   21:42 Diperbarui: 15 Desember 2024   21:42 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awalnya, manusia sudah melakukan seleksi genetik tanaman melalui pembiakan tanaman dengan seleksi dan kawin silang. Tapi masalahnya, jumlah tanaman yang diharapkan sifat unggulnya oleh manusia lebih sedikit dibandingkan yang gagal, sehingga para peneliti mencari cara yang lebih pasti untuk menghasilkan tanaman dengan gen yang superior.

Berdasarkan apa yang aku pelajari saat kuliah dulu, ada bakteri "spesial" yang bisa menyuntikkan gen ke tanaman yang menghebohkan dunia penelitian sekaligus pertanian. Peneliti memanfaatkan mekanisme ini buat bikin tanaman lebih tahan cuaca ekstrem atau hama. Dengan adanya penemuan ini, diharapkan tanaman yang dihasilkan bisa memiliki sifat yang tetap dan stabil.

Pro dan Kontra dalam Rekayasa Genetika pada Tumbuhan

Kelihatannya apa yang dijabarkan baik adanya, tapi kenyataannya rekayasa genetika dan bioprospeksi tanaman masih banyak menimbulkan pro dan kontra. Bagi yang pro, kedua hal ini memiliki keuntungan yang begitu besar di segala aspek, baik itu dari segi waktu, ekonomi, nutrisi, sosial, tempat, dan keanekaragaman hayati. Dari segi waktu, kita bisa mempercepat tanaman yang awalnya mungkin membutuhkan 6 tahun untuk tumbuh dengan maksimal, bisa disingkat menjadi 4-5 tahun. Dari segi ekonomi, jelas lebih menguntungkan karena bisa meningkatkan produksi. Nggak hanya itu, nggak perlu juga capek-capek menyilangkan tanaman yang hasilnya belum tentu jelas menguntungkan kita. Kita juga bisa mengurangi penggunaan pestisida kimia yang jelas-jelas memberikan dampak berbahaya bagi manusia maupun lingkungan. Dari segi sosial, tanaman hasil rekayasa genetik dapat mengurangi kelaparan sekaligus membuka lapangan kerja bagi orang-orang muda sehingga bisa menjadi petani yang lebih modern. Selain itu, rekayasa genetika juga dapat mengurangi lahan untuk penanaman. Dari hal keanekaragaman hayati, bisa dilakukan teknik kloning untuk memperbanyak tanaman dalam waktu singkat. Mungkin juga rekayasa genetika dapat "menghidupkan" kembali spesies yang sudah punah.

Namun di satu sisi, masih banyak peneliti dan awam yang kontra dengan rekayasa genetika ini. Ada yang takut dengan resiko kesehatan, apalagi ada penelitian yang mengatakan jika produk rekayasa genetika bisa menimbulkan kanker, meskipun pada akhirnya tidak terbukti dengan jelas. Dan yang paling jelas terlihat adalah keberadaan tanaman hasil rekayasa genetika dapat mengancam kelangsungan keanekaragaman hayati, karena sifat manusia yang cenderung memelihara sesuatu yang menguntungkan untuknya dan menghancurkan sesuatu yang dirasa mengganggu atau tidak ada manfaatnya. Percaya atau tidak percaya, rekayasa genetika dalam tanaman memang menyejahterakan manusia, tapi sekaligus membunuh makhluk hidup lain sehingga kepunahan spesies semakin tinggi. Atau kalau misalkan manusia memakai teknologi seperti kloning atau berusaha "menghidupkan" kembali spesies yang telah punah, jelas ini melanggar etika dan moral karena melawan kehendak Yang Mahakuasa.

Kalau aku pribadi, sih, setuju dengan keberadaan rekayasa genetika untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia, tapi kita sebagai manusia juga harus melestarikan makhluk hidup lain dan membiarkan 'begitu adanya, tanpa diubah menjadi apa-apa' supaya keberadaan mereka tetap bisa dilihat anak cucu kita nanti.

Tapi kalo menurutmu gimana, setuju nggak dengan keberadaan rekayasa genetika terhadap pembudidayaan tumbuhan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun