Mohon tunggu...
Chriche Angelina
Chriche Angelina Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

bismillahirrahmanirrahim. aktif mengikuti kelas anti manipulasi sejak Juli 2024. menulis untuk re-read. senang bisa membantu sesama. aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahagia Dimulai Dari Tidak Suka Meladeni Orang Caper

17 Desember 2024   04:19 Diperbarui: 17 Desember 2024   07:32 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak sekali model orang Caper atau Cari Perhatian atau attention seeker di sekeliling kita. Pengalaman yang saya lihat, mulai dari yang suka datang-datang pamer seperti bercerita keunggulan dirinya, sampai yang berlagak korban terus. Sebenarnya berinteraksi dengan mereka ini memberikan sensasi menyebalkan tersendiri ya kan.

Namanya juga si Pencari Perhatian. Bercerita denganmu bukanlah mencari solusi baginya. Sekali saja kamu memberikan pandanganmu, malah percakapan beralih ke harus membenarkan perspektif dia lagi. Capek. Lalu buat apasih?

Orang Caper Suka Jadi Pusat Perhatian

Tujuannya mendapat atensi dari banyak orang, kamu pikir dia curhat hanya kepadamu tentang masalahnya. Padahal yang terjadi dia suka bercerita kemana-mana, sehingga misinya menjadi pusat perhatian kamu dan orang lain berhasil.

Kebanyakan orang caper kalau tidak mencari pujian, ya mencari perhatian dari rasa kasihan orang lain. Mereka mengambil energi dari atensimu untuk membuatnya menjadi lebih baik dan diperhatikan. Sedangkan kamu lama kelamaan akan kelelahan secara emosional. Faktanya lagi, dia tidak memikirkan apalagi perduli dengan keadaanmu.

Orang Caper Butuh Pengakuan Di Luar Dirinya

Berbeda dengan orang normal dan dewasa yang hanya bercerita saat down untuk mendapatkan solusi atau insight yang lain, atau memberikan informasi-informasi yang bermanfaat dan sehat.

Nah si Caper ini nggak butuh pandangan pengalaman atau solusi darimu, yang dia butuh hanya pengakuan kalau dia pintar, bijak, dan sebagainya yang intinya lebih baik dari orang lain termasuk dirimu.

Atau tidak lebih beruntung dari dirimu. Pada tingkat keterlaluannya, mungkin dia akan berkata bahwa kamu bisa sukses karena kamu hanya beruntung, bukan karena usaha yang keras seperti dirinya.

Orang yang cari perhatian itu psikologisnya berasal dari energi negatif dari ketidakpercayaan diri atau rendah diri yang kuat, cemburu dan rasa kesepian yang tidak mau diperlihatkannya dan tidak mau ia selesaikan sendiri. Alih-alih lebih banyak menghabiskan waktu bersenang-senang dengan banyaknya hiburan di dunia ini, ia malah mempersempit ruang gerakanya dengan mencari cari pengakuan sana sini. Bahkan, mungkin melempar energi negatifnya kepada dirimu.

Hati-hati, sudah ada penelitian bahwa energi negatif itu bisa menular, loh. Bahkan bisa bikin kita jadi ikutan stres.

Kalau kamu tidak bisa mengambil energimu dulu untuk diolah dengan baik menjadi fokus pada dirimu sendiri, maka kamu tak akan punya waktu lepas dan bahagia.

Cara Mengatasinya

Berani Mengabaikan

Orang Caper itu suka mendapat perhatianmu untuk memenuhi egonya, ketika kamu mengabaikan atau berhenti memberikan perhatian mu kepadanya, maka kamu tidak akan lagi menarik bagi dirinya. Mungkin dia tidak akan menjadi akrab lagi denganmu, itulah resiko terbaik, tapi ini lebih baik daripada kamu terus dikelilingi orang-orang negatif yang mengambil energi baik dari dirimu.

Buat Batasan Kesibukan

Saat si attention seeker datang, buatlah kesibukan-kesibukan sehingga tidak ada waktu meladeninya. Lama-lama dia akan sadar sendiri bahwa lebih baik melakukan sesuatu yang berharga daripada sekedar mencari-carinya.

Semoga  bermanfaat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun