Bagi orang normal yang berfikir, bukankah pada korban yang tidak bijak, ini juga bisa memunculkan ketegangan, permusuhan dan persaingan yang tidak sehat diantara sesama rekan di tempat kerja ya? Justru inilah yang diharapkan si Manipulator.
Si Manipulator memang sengaja membuat ketidak kondusifan dari teknik manipulasi triangulation ini agar dia menjadi pusat mediator, yang mampu menengahi ketegangan tersebut. Ini sebagai upaya manipulator dapat mengendalikan keadaan.
Sedangkan pada rekan setingkat, teknik manipulasi ini digunakan karena timbul dari rasa iri hati dan rasa membenci diri mereka sendiri yang disadari maupun tidak disadari mereka, sehingga mengganggu ketenanganmu, membuatmu tidak enjoy dan rileks dalam bekerja.
Triangulasi ini mereka lakukan dengan harapan agar kamu rendah diri sama seperti mereka. Padahal dengan mengomentari remeh pekerjaanmu alih-alih dibandingkan harusnya dengan diri mereka sendiri, semua itu tidak akan mengubah fakta bahwa mereka itu tidak paham dan tidak bisa mengerjakan apa yang kamu kerjakan. Kecenderungan untuk konyol sangat kuat pada diri pelaku.
Cara Mengatasinya
Perlu diketahui bahwa manipulator itu paham betul apa yang dilakukannya, dan membuat drama kekacauan-kekacauan tersebut memanglah tujuan mereka. Mereka pun telah memikirkan dampak negatif sedari awal melakukannya.
Berani membangun batasan-batasan diri atau boundaries dari orang-orang yang tidak sehat mental tersebut. Kamu bukanlah psikolog yang bisa mengatasi drama kekacauan-kekacauan yang mereka perbuat. Seperti bunyi salawat asyghil, biarkanlah mereka sibuk dengan sesama zalim/manipulator, agar kamu pun sibuk dengan sesamamu orang-orang hebat dan sehat.
Perbanyak me time berkualitas dan menikmati hidup, masih banyak kok lingkungan sehat dan positif, bergabunglah dengan mereka.
Bekerjalah terbaik, ambil gajimu dan bersenang-senanglah.
Oh ya, sebagai seorang yang pernah bertemu, berkumpul, dan diskusi dengan orang dewasa yang memang baik hati, paham pekerjaan karena memang mengerjakan / berpengalamanlah yang membuatnya cerdas, tentu kualitas individu si manipulator jauh sekali buruknya, sehingga orang-orang sehat ini tidak memerlukan taktik manipulasi recehan dan tidak gentle seperti ini.
Mereka cenderung terbuka, baik obrolan maupun bersaing sehat. Namun, ciri utamanya sudah pasti rasa sangat bertanggung jawab dan akuntabilitas. Sungguh menyenangkan.
Tetaplah bekerja otentik, berpegang teguh kepada ajaran Allah dan pada suri tauladan Nabi Muhammad SAW agar menuntun jalan kita pada kebaikan-kebaikan yang lain dan indah di depan mata.