Dari kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaslighting adalah perilaku abusive yang dilakukan secara sengaja oleh pelaku (gaslighter) dan bertujuan untuk membuat korban memiliki ketergantungan baik pikiran maupun perasaan sehingga ikut selalu membenarkan kesalahan-kesalahan pelaku. Hal ini membuat pelaku terbebas dari rasa tanggung jawab.
Dalam buku kak Anna, disebutkan juga orang-orang yang melakukan gaslighting bisa saja mereka yang bermental stabil untuk menutupi situasi tertentu, seperti perselingkuhan. Namun. pelaku gaslighting yang paling mungkin adalah seorang narsisis.
B. Dampak Gaslighting Bagi Korban
Mungkin dulu kamu adalah sosok yang lebih ceria sebelum berkenalan dengan si gaslighter. Kamu tidak takut mengeluarkan pendapat, bahkan dengan basis data yang jelas. Semenjak berhubungan dengan si gaslighter, kamu yang terbiasa menerima disalahkan bahkan dengan yang bukan kesalahanmu lama-lama membuat kamu menjadi takut berpendapat bahkan berekspresi seperti kamu yang dulu. Wajahmu pun tak lagi ceria, cenderung tertekan.
Para gaslighter ini suka berbohong untuk membentuk narasi negatif tentang diri kamu dan menunjukkan sesuatu yang salah pada kamu, tentunya dengan asumsi yang receh dan tidak berdasar yangmana itu dilakukan secara berulang-ulang, sehingga akhirnya tertanamlah di pikiran alam bawah sadar kamu. Dikutip oleh Preston, "Jika Anda cukup sering mengulangi kebohongan, itu akan diterima sebagai kebenaran."
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa gaslighting adalah suatu tindakan manipulasi psikologis yang rumit dan berbahaya. Mengutip dari buku Kak Anna, berikut merupakan dampak gaslighting yang sekaligus menjadi tanda kamu sedang dalam keadaan gaslighted:
1. Kamu tidak merasa seperti kamu yang dulu
2. Kamu merasa lebih cemas dan kurang percaya diri dibandingkan sebelumnya
3. Kamu sering bertanya-tanya apakah kamu menjadi terlalu sensitif
4. Kamu merasa semua yang kamu lakukan salah. Merasa serba salah
5. Kamu selalu berpikir itu salahmu, jika ada yang salah