Mohon tunggu...
Chrestella Aurora Rambu
Chrestella Aurora Rambu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Hi there I'm Aurora but you can call me Rora! I'm a student at University Atma Jaya Yogyakarta, majoring in Communication Science.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teori Kolonialisme Elektronik: "Black Lives Matter" yang Mengubah Pandangan Dunia

7 September 2020   09:40 Diperbarui: 20 November 2020   23:42 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ; https://edition.cnn.com/2020/06/23/politics/black-lives-matter-support-impact/index.html

Nama George Floyd menjadi perbincangan di Amerika bahkan di seluruh dunia. Namanya selalu disebut dalam demo-demo di tahun 2020 ini  yang diadakan oleh demonstran untuk membela orang Afrika Amerika yang selama ini masih merasakan adanya rasisme di dalam hidup bermasyarakat. George Floyd 

Dilansir dari kompas.com , pada tanggal 25 Mei 2020 di Minneapolis George Floyd dituduh oleh seorang kasir disebuah toko karena ia membeli dengan uang palsu dan kemudian kasir tersebut menelfon 911 untuk meminta bantuan karena Floyd diduga menolak untuk mengembalikan barang ia beli. Setelah itu datang polisi 4 polisi yaitu Derek Chauvin, Thomas Lane, J Alexander, dan Tou Thao. 

Kemudian salah satu polisi yaitu Thomas Lane yang kemudian mendatangi George Floyd kemudian langsung mengarahkan pistolnya dan memaksa George Floyd. Dikatakan bahwa Floyd menolak untuk di borgol dan akhirnya ia patuh. Kemudian dikatakan bahwa George Floyd jatuh ketika ia akan dibawa masuk ke dalam mobil , dikatakan bahwa ia menolak kemudian Derek Chauvin langsung menaruh lututnya dileher Floyd. 

Dilansir dari dunia.tempo.co dalam sebuah rekaman, Floyd mengatakan ia memiliki klaustrofobia dan kemudian ia tidak bisa bernafas, lehernya terasa sakit karena lutut Chauvin yang menekan lehernya. Tidak lama setelah kejadian tersebut, George Floyd meninggal. Kasus ini menjadi viral karena tersebarnya video amatir yang memperlihatkan Floyd yang berada diaspal dengan keadaan yang sangat memperhatinkan.

Kasus ini menjadi perhatian masyarakat dunia karena kasus ini membuat geram dan kesal dengan bagaimana cara penanganan polisi. Dilansir dari aljazeera.com , pada tanggal 26 Mei mulai diadakannya demo di Minneapolis karena mereka tidak terima dengan kasus kematian George Floyd. Kasus Floyd juga dibandingkan dengan kasus di 2014 yang terjadi pada Eric Garner. Demo semakin meluas hingga ke beberapa kota di Amerika Serikat seperti Los Angeles, Tennesse, dan banyak lagi kota-kota yang mengadakan demo.

 Berita tentang kematian George Floyd semakin meluas hingga ke negara besar seperti Inggris, Australia, Jerman, Belanda. Meluasnya hastag #BlackLivesMatter di media sosial Twitter, Instagram, dan Facebook. Beberapa layanan streaming seperti Netflix juga menyuarakan rasa simpati mereka dengan mendukung hastag ini. 

Dalam web Blacklivesmatter.com, mereka menulis bahwa mereka menghargai dukungan-dukungan yang mereka dapatkan untuk melawan dan memperjuangkan orang Afrika Amerika. Banyak sekali cara yang mereka lakukan yaitu dengan mengumpulkan donasi-donasi, mengumpulkan petisi-petisi dan masih  banyak lagi.

We appreciate your support of the movement and our ongoing fight to end state-sanctioned violence, liberate Black people, and end white supremacy forever. - Blacklivesmatter.com

Bukan hanya masyarakat biasa yang mendukung gerakan ini karena selebritis,influencer, bahkan tokoh dunia pun ikut  turun dalam membela hak orang  Afrika Amerika. Contohnya seperti Selena Gomez ia memiliki jutaan pengikut di Instagram,  kemudian ia menggunakan  platfom Instagramnya sebagai tempat dalam  menyuarakan gerakan Black Lives Matter. 

Hal tersebut dilakukan untuk mengundang masyarakat untuk lebih perhatian kepada isu rasismenya yang ada di Amerika ini. Disatu sisi juga pengikut Selena juga bukan hanya dari  Amerika saja, tetapi dari seluruh dunia. Platfom tersebut membuat para pengikutnya yang dari beda negara menjadi mengerti mengenai masalah rasisme yang masih tinggi melalui gerakan Black Lives Matter.

Kasus tersebut dapat kita kaitkan dengan salah satu teori yaitu Teori Kolonialisme Elektronik. Dalam buku McPhail yang berjudul Global Communication: Theories, Stakeholders and Trends , kita membahas bagaimana sebuah media global dapat mempengaruhi orang dalam melihat, kemudian berpikir dan juga bertindak. Tujuan dari  teori  adalah bagaimana media dapat memengaruhi pemikiran konsumennya.

 Kita bisa lihat dari kasus ini menjadi viral setelah viralnya video tersebut dan kemudian banyak media yang memberitakannya lewat berita seperti di  televisi dan surat kabar dan akhirnya masyarakat mengetahui mengenai isu tersebut dan semua orang menjadi lebih memperhatikan kasus rasisme ini dan juga disatu sisi mengubah cara pandang mereka tentang isu ini. 

Tindakan yang mereka ambil adalah mereka saling mendukung gerakan #BlackLivesMatter dengan ikut turun ke jalanan bersama-sama membela hak orang Afrika Amerika. Bukan hanya orang kulit hitam yang ikut berdemonstrasi, tetapi orang kulit putih juga ikut bersama-sama dalam gerakan ini sebagai bentuk mendukung dan membela hak orang kulit hitam. Dan juga peran media yang semakin meluas, karena dapat memengaruhi persepsi dan nilai akan suatu hal. Media juga menjadi suatu hal yang dapat kita serap dalam pikiran kita sehingga dapat mempegaruhi bagaimana kita bertingkah bahkan berbicara.

Teori juga mengatakan bahwa media massa dapat memengaruhi pikiran audiensnya tanpa memperhatikan geografi.  Hal tersebut dapat kita lihat dari gerakan ini dapat mengubah pandangan orang-orang yang berada di negara yang berbeda seperti yang tadi sudah dibahas. Seperti di Belanda, Inggris, dan masih banyak negara lain yang mendukung gerakan tersebut

Sumber :

McPhail, T. L. (2014). Global Communication: Theories, Stakeholders, and Trends. (Fourth Edition). John Wiley & Sons, Inc.

Utomo, Ardi Priyatno. (2020, 4 Juni). Kronologi Kematian George Floyd Setelah Ditindih Derek Chauvin.  Diakses dari sini.

CNN Indonesia. (2020. 7 Juni). Selena Gomez hingga Lady Gaga Promosi Aktivis Kulit Hitam. Diakses dari sini

Tempo.co. (2020, 9 Juli). Derek Chauvin Tetap Tindih Leher George Floyd Meski Sekarat. Diakses dari sini

Aljazeera.com. (2020, 9 Juni). A timeline of the George Floyd and anti-police brutality protests. Diakses dari sini

Kristo, Fino Yurio. (2020, 1 Juni). Netflix Sampai Twitter Suarakan Black Lives Matter. Diakses dari
sini

#komglob03

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun