Alkisah ada seorang beriman yang saking miskinnya dia tidak tahu harus berbuat apa lagi dan mengadu ke mana lagi untuk mendapat rezeki agar bisa makan. Saking suntuknya, akhirnya ia putuskan untuk mengadu kepada Tuhan melalui surat.
Didalam surat yang ia tulis, isinya menyatakan bahwa dirinya dalam keadaan miskin dan tak berdaya harus berbuat apa lagi, lalu surat tersebut ia masukkan ke dalam amplop, di amplop dituliskan:
Kepada:
Tuhan Yang Maha Esa
di Tempat
Setelah itu, bergegas ia pergi ke kantor pos dan ia masukkan surat tersebut ke kotak penerimaan surat di kantor pos. Pada zaman dulu, untuk mengirimkan surat cukup dengan memasukkannya di kotak pos yang tersedia dan esoknya tukang pos akan membuka dan mengambilnya untuk diproses dan diantarkan ke alamat yang dimaksud.
Saat mengambil surat tersebut, tukang pos-pun kebingungan, harus mengirimkan ke mana surat tersebut yang ditulis oleh orang miskin itu? Karena ditujukannya kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan tak tahu alamat Tuhan Tuhan Yang Maha Esa di mana. Saking bingungnya, tukang pos menaruh surat tersebut ke kantor polisi terdekat.
Di kantor polisi terdekat, kebetulan ada Polisi yang sedang bertugas dan berjaga serta baik hati menerima surat tersebut, yang kemudian membuka surat tersebut dan membacanya karena saking penasarannya.
Yuk Baca artikel-artikelku yang lain di sini... :
Ini Makna Filosofis di Balik Kafe Pedjuang
Awal Kenal Anies, Simpati Karena Rendah Hati
Merdeka! Pahlawan Hakikatnya adalah Relawan
Saat membaca isinya, dia terharu. Di bagian bawah terdapat nama dan alamat pengirimnya. Karena tersentuh, Pak Polisi mengeluarkan sejumlah lembaran uang yang ada di dompetnya dan memasukkan ke dalam amplop itu kembali lalu mengantarkan ke alamat yang tertera dalam surat, dengan ditulisi, pengirim: Tuhan Yang Maha Esa.
Sampai di alamat, Pak Polisi langsung memberikan surat kepada penulis surat. Tanpa banyak ba-bi-bu, Pak Polisi langsung pamit setelah memastikan surat sampai pada orang yang dituju.
Tak sabar mendapat “Surat Jawaban dari Tuhan”, ia membuka surat tersebut. Dan alangkah kagetnya, ternyata isinya uang Rp.750.000,-. Ia pun bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan karena langsung menjawab suratnya dengan menberinya rizki.
Satu satu hal yang mengganjal di fikirkannya, “kenapa isinya 750ribu ya? “Wah,… aku yakin ini sebenarnya Tuhan kasihnya satu juta”. “Dasar polisi, dari Tuhan satu juta aja masih dipotong 250ribu!”, gumannya sambil menggerutu. []