emas di lengan dan jarinya.
Alkisah, ada penjual buah-buahan di perempatan yang lapaknya di pinggir jalan dekat perempatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Suatu saat tiba-tiba berhentilah sebuah mobil Alphard persis di depan lapak buahnya. Dalam mobil tersebut merupakan serombongan ibu-ibu dengan penuh gaya, pakaian mewah, dan gemerincing perhiasanDengan gaya pongahnya, ibu tersebut menawar buah-buahan yang tersaji dilapak untuk dijual. Pun cara menanyakan harganya sambil meletakkan telapak tangan dan jari-jemarinya sambil digerakkan sehingga memantik suara gemerincing logam mulia itu dan mengkilatnya warna gelang dan cincin emasnya mamancar ke ibu penjual buah. Mungkin, maksudnya memanglah ingin memamerkan perhiasan emasnya sebagai pengakuan bahwa ia adalah sebagai orang kaya.
Dalam hati ibu penjual buah: "sialan, mentang-mentang orang kaya, menawar dagangnku aja pake nonjolin perhiasan emasnya. Emang yang kaya elu doang...?"
Saat ibu pembeli menanyakan kembali, "buah yang ini harganya berapa..?
Sang ibu penjual-pun sambil mendongakkan wajahnya menjawab:Â "Yang itu harganya SEHULUH RIHU" (maksudnya, sepuluh ribu).
Ibu penjual itu mengatakan sepuluh ribu dengan "sehuluh rihu" maksudnya agar giginya kelihatan. Ternyata gigi si ibu penjual dipasangi emas. Ia ingin menunjukkan bahwa walaupun penjula buah, dirinya juga kaya sehingga bisa pasang emas di giginya. []
Baca artikel-artikelku yang menarik di sini, yuks... :
Estetiknya Masjid Al-Ghofilin di JemberÂ
Ini Makna Filosofis di Balik Kafe Pedjuang  Â
Ziarah Nyai Nihayah, Perintis IPPNU dari Jember
Survei Terbaru, Suara Anies Baswedan Melonjak Berkat Relawan