Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih bauk turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Surabraja, Perusahaan Penyedia Saos Tradisional Tiga Generasi

22 Juli 2023   11:40 Diperbarui: 22 Juli 2023   16:06 1663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Instagram.com/surabraja

Bagi anda-anda yang doyan makan mie ayam kaki lima, pastinya anda mencecap saos merah bukan?  Bisa dikatakan itulah ciri khas mie ayam, mengudap mie ayam tanpa saos bukanlah mie ayam. Tapi sausnya bukan saos dari merek-merek yang sering di iklankan di TV, melainkan merek tradisional yang namanya sendiri tak pernah kita ingat. Padahal dengan bentuk botol dan rasa saosnya kita sangat ingat.

Nah, aku mau kasih tahu nih, biasanya saos tersebut bermerk SB. Apa itu SB? SB merupakan singkatan dari Surabraja, sebuah perusahaan lokal milik pribumi yaitu yang terletak di Cirebon, tepatnya di Desa Kesugengan Kidul, Kec. Depok, Kab. Cirebon, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu. Berbeda dengan perusahaan besar pada umumnya, lokasi perusahaan PT. Siraj Badawi Cukup Rupiah (SBCR) yang memproduksi  saos merah Surabraja bukan terletak di sebuah kawasan yang dikelilingi oleh dinding tebal, tetapi justru di tengah permukiman warga. Tapi jangan salah, ukurannya besar.  

Bayangkan,  jumlah truck pengantar produknya saja hampir 40 truck, belum lagi yang kendaraan operasional yang lain. Karyawannya? Yang on-site saja jumlahnya hampir 500 orang, belum karyawan-karyawan yang berada di lokasi depo penyimpanan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Menurut ownernya, Pak Soleh, kalau ditotal seluruhnya, jumlahnya bisa mencapai 2500 orang.


PT SBCR berdiri pada 1 Muharram 1380 H yang bertepatan dengan tahun 1960 M, oleh karena itu pada 1 Muharram tahun 2023 M ini PT. SBCR telah menjalankan operasi produksi selama 63 tahun.

Perusahaan yang dirintis oleh sepasang suami-istri H. Badawi bin H Siraj (almarhum) dan Hj Rupi'ah ini, bermula dari usaha rumahan (UMKM) yang produknya diantar dengan menggunakan sepeda keliling ke setiap konsumen. Direkturnya yaitu pak Soleh, yang merupakan  cucu dari perintis pertamanya, dan pak Soleh sekarang juga sudah punya cucu lagi.

Subhanallahnya, salah satu perintis pertamanya yaitu Hj Rupi'ah masih hidup sampai sekarang. Umurnya sudah 95 tahun dan masih sehat. Saya sempat bertemu dengan beliau saat sholat jamaah maghrib di Musholla milik perusahaan. Kebetulan Musholla tersebut terletak di rumah tempat tinggalnya dan Hj Rupi'ah adalah jamaah utamanya, yang hampir tak pernah putus sholat lima waktu berjamaah.

Dalam diri Hj Rupi'ah adalah sebuah kombinasi utuh antara ketekunan beribadah, ketekunan berusaha, ketekunan menjaga kesehatan, ketekunan menjaga silaturahim sehingga keluarga besarnya tetap utuh. Keluarga besar ini tak hanya keluarga dalam arti sedarah, namun juga keluarga besar perusahaannya dan termasuk keluarga besar warga di kampungnya.

Foto: cirebontrend.id
Foto: cirebontrend.id

Bayangkan, perusahaan ini mampu bertahan sampai sekarang hingga tiga generasi. Tidak mudah mempertahankan usaha sampai tiga generasi, dan tetap solid. Perusahaan ini tumbuh sehat dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitarnya. Perusahaan ini tidak eksklusif, pertama lokasinya justru menyatu dengan masyarakat kedua pekerja yang bekerja di perusahaan ini adalah masyarakat sekitar. Demikian juga, sebagian besar bahan bakunya, didatangkan dari daerah-daerah sekitar. Misalnya, ubi sebagai bahan baku utamanya didatangkan terutama dari Kabupaten Kuningan, tetangga persis Kabupaten Cirebon.

Yang menariknya lagi, perusahaan ini tidak pernah berhutang. “Sampe sekarang kami tidak pernah berhutang,” tutur Kang Cecep salah satu pimpinan di perusahaan. Keterangannya, sebenarnya banyak bank-bank besar yang datang menawarkan pinjaman, alasannya untuk ekspansi pabrik dan sebagainya. Tetapi pihak pemilik perusahaan memutuskan menolak tawaran tersebut. Bukan apa apa, manajemen perusahaan sudah bagus dan buktinya selalu mendatangkan untung. Mereka merasa tidak perlu lagi berhutang kepada bank karena tidak mau terbebani dengan pengembalian pinjaman dan bunganya. Disamping itu, mereka juga menerapkan konsep ekonomi syariah yang memang melarang terlibat dalam ekonomi riba.

Foto : Instagram.com/surabraja
Foto : Instagram.com/surabraja
Kalo ditanya soal penerapan standar kualitas produksi, pabrik ini tidak kalah dengan perusahaan perusahaan yang branded internasional. Sistem quality controlnya sangat ketat, bahkan di dalam pabriknya ada laboratorium kimia yang khusus digunakan untuk menjaga mengetes produk-produk yang akan dikirim kepada konsumen. Saya sempat mengunjungi ruang-ruang produksi dan termasuk laboratorium kimianya (Jumat, 21 Juli 2023).

Saya berkunjung atas nama pembina ASOPPSI (Asosiasi Pengusaha Pemula Sukses Indonesia) di mana Pak Soleh juga menjadi bagian dari anggotanya. Pengalaman berkunjung ke pabrik Surabraja sungguh mengesankan. Saya bisa melihat dan bahkan berinteraksi langsung dengan sebuah keluarga yang karena ketekunan dan ketaatannya bisa merintis dan membesarkan sebuah perusahaan yang di dalamnya diterapkan nilai-nilai relijius, persaudaraan, dan kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar.[]

Yuk baca artikel-artikelku yang menarik di sini:

Festival Pesta Giling PG Sragi

Ziarah Nyai Nihayah, Perintis IPPNU dari Jember

Kartini, Pijar Warisanmu Turut Menerangi Langkah Kaoem Poeteri Pribumi Hingga Kini

Bahagiaku, Bahagiamu Jua: Ceritaku Melepas Mudik Bersama Warga Kaliadem oleh Turuntangan

Estetiknya Masjid Al-Ghofilin di Jember

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun