Kaliadem, nama kampung itu bahkan tak ada dalam catatan administrasi pemerintahan. Mereka hanya mempunyai perwakilan warga yang berperan sebagai penyambung lidah untuk berurusan dengan pihak RT maupun RW. Sebagaimana kita tahu bahwa warga Kaliadem mayoritas penghasilan warganya sebagai nelayan ataupun mengolah hasil tangkapan ikan.
Mudik, bagi mereka hanya sekedar kata yang hanya terlintas dari perbincangan tanpa bisa menjalankannya setiap tahun. Tentu karena keterbatasan ekonomi, jangankan untuk mudik, untuk menyambung kehidupan keseharian saja penuh perjuangan untuk melakoninya.
Pada Senin pagi 17 April 2023 kemarin ini, aku menjadi saksi dari ekspresi kebahagiaan itu benar-benar aku rasakan juga. Wajah cerah, mata berbinar-binar begitu melihat bus-bus yang kami persiapkan untuk memberangkatkan mereka kembali ke kampung halaman tercinta.
Tak hanya itu, hatiku bergetar menghebat ketika kebahagiaan mereka membuncah seiring langkah kaki memasuki armada bus untung mengantarnya ke kampung halaman untuk bertemu dengan keluarga mereka. Belum juga sirna dari memori ingatanku, aku terhenyak ketika ponselku menyapa dengan notifikasi beberapa testimoni warga yang dikirimkan untukku. Ada testimoni dari mas Ajit wakil ketua lingkungan Kaliadem :
"Sayah pribadi/mewakili warga kali adem mengucapkan banyak-banyak berterima kasih kepada teman-teman dari turuntangan yang sudah mau peduli dan memperjuangankan warga kali adem agar bisa mudik dilebaran ini, acara sudah brjalan dengan selamat, sekali lagi saya ucapakn banyak-banyak terima kasih buat teman-teman dari turun tangan, semoga turuntangan selalu solid dan berjaya selalu, 🙏🙏🙏"
Aku turut larut merasakan dalam pekatnya bahagia perasaan mereka, pikiranku melayang jauh ketika beberapa waktu yang lampau aku masih berjuang di organisasi perkaderan, betapa mudik merupakan hal yang begitu istimewa walau hanya bermodal nekat untuk menemui keluarga tercinta di kampung halamanku, Sragi, Pekalongan. Mudik bagiku sederhana, menuai rindu yang membuncah didada untuk bersua dengan keluarga, pun tertatih dan letih dalam rentang waktu, bersua dengan keluarga tercinta selayaknya membasuh perih perjuangan dirantau.
Hal itu sama bagi mereka, sekian tahun memendam rasa rindu yang menghebat untuk menemui keluarga berlebaran dikampung halaman. Kita semua paham, beberapa tahun belakangan ini ruang dan gerak kita dipersempit dengan adanya Pandemi Covid-19.
Hanya ini yang bisa saya lakukan dengan teman-teman #turuntangan, semoga rindu yang bertahun-tahun terendap untuk bertemu handaitaulan di kampung halaman tuntas terbayar.
Teriring rasa syukur dari lubuk hati yang mendalam, saya mengucapkan Selamat mudik warga kampung Kaliadem. Kami bahagia bersama kalian, sampaikan salam dari segenap relawan #turuntangan untuk saudara dan handaitaulan di kampung halaman.
Semoga Allah SWT selalu melindungi. []
Yuk baca artikel-artikelku yang menarik disini:
Kampung Literasi Balebuku di Palmeriam, Jaktim
Sekali Layar Terkembang, Nyalakan Kebaikan Berpijar dari Bumi Sulawesi
Ini Keren! Rekan Indonesia Jakut Gelar Aksi Peduli untuk Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Ini Bukanlah Wisata Bencana tapi Ladang Kebaikan untuk Saling Bantu Sesama
Mengisi Advanced Training di PII
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H