Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih bauk turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cerita Perjalanan ke Istana Bima

14 Februari 2023   08:30 Diperbarui: 4 Maret 2023   16:04 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: Dokumen Pribadi chozin.id
Foto: Dokumen Pribadi chozin.id

Adapun benda-benda lain berupa senjata keris rata-rata masih ada. Sementara itu Keris Samparaja, yaitu keris kebesaran sultan juga tidak tampak. Keris tersebut dilukiskan terbuat dari emas dan bertahtakan intan dan berlian. Sementara sarungnya juga terbuat dari bahan berlapis emas. 

Keris Samparaja dibuat sekitar abad XIV pada masa pemerintahan Raja Indera Zamrut Bima. Mungkin dari nama Raja pertama itulah Kota Bima dinamakan, mengambil dari nama akhir Raja Indera Zamrut Bima. 

Saat saya tanyakan muasal kata Bima untuk Kota Bima memang selalu dijawab, yang dimaksud adalah memang nama Bima sebagaimana dalam cerita pewayangan. Bima adalah anak kedua dari Pandawa yang menjadi simbol kekuatan, ketegasan dan keteguhan dalam memegang kebenaran.

Dikisahkan dari beberapa sumber, Raja Indera Zamrut Bima adalah seorang pengelana yang merupakan keturunan dari bangsawan Jawa sehingga diberi julukan Sang Bima. Ialah yang diberi kepercayaan oleh para kepala wilayah (atau semacam kepala suku) untuk diangkat menjadi raja. 

Suku asli Bima memiliki bahasa asli disebut Dou Mbojo, oleh karena itu Bima sering juga disebut dengan istilah Bumi Mbojo (tanah suku Mbojo). Sejak diangkatnya Indera Zamrud bima menjadi raja, sejak itulah Bima memiliki sistem pemerintahan kerajaan hingga turun-temurun.


Semenjak Islam berpengaruh di Bima, Raja-pun memeluk Islam dan kerajana beralih menjadi kesultanan. Tepatnya 5 Juli 1640, putera mahkota La Ka'i yang bergelar Rumata Ma Bata Wadu diangkat menjadi Sultan Pertama. Namanya kemudian bergelar menjadi Sultan Abdul Kahir. Kesultanan Bima berlangsung lebih kurang tiga abada dengan 15 orang sultan secara turun menurun hingga berakhir tahun 1951.

Buat kalian yang berencana jalan-jalan ke kota Bima, musti siap-siap adaptasi suhu. Suhu udara rata-rata di Bima 21 C sampai 32,8 C. Suhu tertinggi terjadi pada biasanya pada bulan Oktober, berkisar 37.2 C sampai 38 C. Ingat loh, Bima ditetapkan sebagai kota terpanas di Indonesia pada tahun 2014. So, be prepared yach.[]

Baca artikel-artikelku lain yang menarik, yuk:

Selamat 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU)

Kampung Literasi Balebuku di Palmeriam, Jaktim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun