Kembali kepada obrolan di Sibolang Durian, tempat ini akhirnya jadi ajang diskusi, interaksi, elaborasi gagasan, dan juga memetakan pergerakan. Dari dulu, kerja-kerja kami di Turuntangan memang seperti itu. Berpikir bersama dan bekerja bersama untuk mewujudkan impian.
Modal utama gerakan ini memang idealisme. Kami masih ingat, menamai diri sebagai Relawan NOL Rupiah. Artinya apa? Kami adalah relawan yang memang tidak dibayar. Bukan karena gerakan ini tak bernilai. Tapi  justru karena gerakan ini tak ternilai.
Hal itu pula yang kami lakukan kemarin, saat Mas Anies ke Medan. Gerakan ini mendukung penuh Mas Anies untuk terus berkiprah di kancah politik yang lebih luas agar dampaknya lebih besar. Bila lima tahun kemarin sudah terbukti berhasil membuat Jakarta lebih baik, menjadikannya sebagai kota yang maju dan bisa membahagiakan warganya, sekarang saatnya berkiprah di kancah nasional.
Kami, hanya ingin orang baik, punya kapasitas dan juga integritas memimpin negeri ini. Kami ingin keadilan sosial diwujudkan dan kemandirian bangsa ditegakkan. Malam itu, obrolan seru di Sibolang berlangsung terasa cepat. Malam tiba-tiba sudah larut, sampai melewati batas dini hari.
Sebelum pulang, saya melihat sekitar dan melihat plang nama jalan tempat kami bertemu. Jalan Iskandar Muda. Semoga, ini sebuah pertanda baik. Iskandar Muda, adalah sultan terbesar yang membawa kegemilangan bagi masyarakat Aceh.
Semoga, pertemuan ini jadi awal munculnya tokoh besar yang akan membawa kejayaan bagi Indonesia. Sosok yang akan mewujudkan Indonesia Emas 2045, yaitu Anies Baswedan.
Baca artikelku yang lain yuk:
Sociopreneur, Aksi Nyata Mahasiswa sebagai Agent of ChangeÂ
Berkunjung ke Ponpes Al-kautsar Al-akbari, MedanÂ
Medan, Keragaman, dan Keterbukaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H