Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jakarta Makin Asyik, Jadi Kota Literasi Dunia

7 Desember 2021   18:02 Diperbarui: 7 Desember 2021   18:43 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen Pribadi/Istimewa

Senin (6/12) kemarin, saya  memberikan sambutan pembukaan pada acara diskusi stakeholder perbukuan dalam rangkaian #Jaktent21 yang diselenggarakan di Mall Sarinah lt. 3, Jl. MH Thamrin, Jakarta.

Acara ini menjadi bagian dari kegairahan Jakarta atas ditetapkannya oleh UNESCO sebagai The World Creative City of Literature 2021 (kota kreatif dunia di bidang literasi) pada tanggal 8 November lalu. Hadir sebagai pembicara adalah Laura Prinslo (focal point Jakarta UNESCO City of Literature) dan Tita Larasati (focal point Bandung UNESCO City of Design). Acara dimoderatori oleh penulis M Husnil (anggota Komite Jakarta Kota Buku).

Saya sampaikan bahwa jargon "Jakarta Maju Bersama, Bahagia Warganya" mengandung dua aspek: aspek pembangunan fisik dan non-fisik. Aspek fisik, sudah banyak perubahan yang kita rasakan, mulai dari penataan jalan, revitalisasi Taman Ismail Marzuki, pembangunan Jakarta International Studium yang bertaraf internasional, dan sebagainya.

Foto: Dokumen Pribadi/Istimewa
Foto: Dokumen Pribadi/Istimewa
Tapi saya juga percaya, membangun sebuah kota tidak bisa dinilai dengan infrastrukturnya saja. Kerja-kerja untuk merekatkan persatuan dan meluaskan kesalingpahaman menjadi agenda yang tak bisa ditinggalkan. Dan peningkatan literasi adalah jalan merengkuh keduanya. Literasi jauh lebih berharga dari sekadar membangun ribuan perpustakaan tapi tanpa pembaca.

Saat ini, bersama dengan Tim Jakarta Kota Buku, kita telah berhasil mendorong ekosistem literasi yang lebih kondusif dan bahkan mendapat kepercayaan internasional sehingga ditunjuk oleh UNESCO sebagai The City of Literature. Ini merupakan amanah besar yang harus diemban oleh Jakarta, dan jalan satu-satunya adalah dengan kolaborasi seluruh stakeholder. Pemerintah tak boleh jalan sendirian; masyarakat, dunia usaha, dan termasuk media musti terlibat bersama menjadi co-creator dan kolaborator.[]

Baca juga artikel lainnya:

 Relawan Kini, Pahlawan Masa Depan

Hasil Perjuangan Itu Bernama: "Kampung Susun Tumbuh"

"Bagi Piring", Inisiatif Menarik Temukan 'Orang Baik' dengan yang Lapar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun