Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih bauk turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Bagi Piring", Inisiatif Menarik Temukan 'Orang Baik' dengan yang Lapar

8 Oktober 2021   00:03 Diperbarui: 9 Oktober 2021   09:10 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini sebuah inisiatif yang bagus banget: mempertemukan orang-orang baik yang ingin membantu dengan orang-orang yang membutuhkan bantuan saat itu juga. Directly. Saat itu juga.

Bentuknya adalah platform, diberi jargon #SemuaBisaMakan, nama programnya: BagiiPiring. Ya, siapapun yang sedang lapar dan butuh makan, tinggal datang ke Warteg (warung tegal) terdekat, ambil kupon (kartu)-nya, kasihkan ke kasir di warung tersebut maka Anda akan dapat sepiring nasi dengan lauk bebas senilai 15ribu rupiah, tanpa harus bayar. Gratis!

Ilustrasinya begini, misal: siang-terik matahari, ada seorang ojek online, sudah mangkal dari pagi sampe siang belum ada order masuk, uang di kantong tidak ada. Sementara perut kosong- keroncongan dan tenggorokan kering serasa tercekat. Emosi siap meletup kapan saja dalam situasi seperti itu. 

Maka, dia tinggal searching warteg dekat situ, cari warteg yang gabung program #SemuaBisaMakan. Ambil kartu/kupon atau scan barcode dari hp-nya, itu adalah tiket dia senilai 15 ribu untuk pesan makan siang. Tunjukkan kartu atau barcode itu kepada pelayan warung, warung akan dengan sepenuh hati melayaninya, menyiapkan sepiring nasi beserta lauk sesuai request dan segelas minuman. Dalam 15 menit Pak Ojol bisa eksekusi makan siang itu dan keluar warteg dalam kondisi kenyang serta penuh semangat untuk mencari orderan.


Uang untuk bayarnya dari mana? Dari para donatur yang sudah lebih dahulu menaruh sumbangannya pada kartu-kartu tersebut. Ke depan, dan ongoing proses, program ini difasilitasi dengan aplikasi yang memungkinkan penyumbang dan penerima sumbangan, dan termasuk pemilik warteg mendownload dan menggunakan aplikasi ini. 

Penyumbang (orang baik, donatur) menggunakan aplikasi ini untuk menaruh sumbangan, penerima menggunakan ini untuk tiket masuk warteg melalui scan barcode yang ada, dan pemilik warteg menggunakan aplikasi ini untuk mendapatkan panggantian dana atas jumlah porsi nasi yang sudah mereka keluarkan untuk para penerima.

Dan ingat, program ini tidak monopoli. Ini bisa ditiru oleh siapa saja, oleh lembaga mana saja. Silahkan tiru sistemnya, bikin sendiri aplikasi/kartunya, kerahkan sumber dayanya untuk bergabung. []

Baca Juga:

Rumah Komunitas Bambu, ala JJ Rizal

Cari Makan Berperikantongsakuan di Bandara Seotta

Diapora Virgo di Pulau Bangka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun