Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tradisi Muhibah Alumni ala HMI UGM

28 September 2021   18:09 Diperbarui: 28 September 2021   18:11 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada tradisi yang bagus oleh adik-adik HMI UGM, yaitu muhibah tahunan. Setiap tahun, utamanya di saat-saat libur kuliah, mereka biasanya mengirimkan delegasi kader-kadernya untuk berkunjunga ke alumni-alumninya di kota lain. Jakarta sebagai kota terbesar dan domisili mayoritas alumninya tentu menjadi tujuan utama. Selain Jakarta, kota-kota besar lain seperti Bandung, Surabaya, dan sebagainya juga menjadi tujuan utama. Alumni UGM memang menyebar di mana-mana.

Selain bertemu dengan alumni, kesempatan muhibah juga merupakan wahana menambah pengalaman bagi para kader HMI. Khusus perjalanan muhibah ke Ibu Kota Jakarta, beberapa di antara mereka bahkan menjadi pengalaman pertama kali melihat Ibu Kota Indonesia. Maklum, Sebagian besar mahasiswa UGM justru berasal dari daerah, dah bahkan luar Jawa.

Pengalaman berkunjung ke Jakarta tentunya menjadi excitement tersendiri. Tak jarang ada yang terperangah melihat kemegahan Ibu Kota: gedung-gadung pencakar langit, jalan-jalan yang lebar, serta patung-patung iconic. Sebagian alumni yang dikunjungi juga berkantor di gedung-gedung pencakar langit tersebut, sehingga mereka mendatangi ke kantor dan mendapatkan pengalaman pertama naik lift ke lantai yang angkanya sampai dua digit. Perjalanan menuju kantor-kantor tersebut, mereka juga berkesempatan mencoba hal-hal baru di Jakarta, seperti naik MRT, TransJakarta, lalu mereka ambil gambar selfie di sana.

Muhibah mahasiswa bukan hanya memberikan pengalaman pada kotanya. Yang lebih penting adalah pengalaman bertemu langsung dengan alumni-alumni yang sudah dipandang 'sukses' daam kaca mata rata-rata mahasiswa. Makna sukses tentu luas, bergantung pada ukurannya, bisa dalam konteks capaian materi, jenjang karir, jabatan, karya, maupun ketokohan. Apapun ukurannya, bagi semua itu disebut sebagai kesuksesan yang harapannya bisa memberikan inspirasi bagi para mahasiswa.

Kesempatan bertemu fisik dan bertukar fikir langsung dengan alumni adalah kesempatan precious yang bermakna seumur hidupnya. Pertemuannya barangkali hanya satu-dua jam, akan tetapi daya tancapnya pada ingatan akan dalam dan kuat. Saya sendiri mengalami, memori perjalanan muhibah waktu mahasiswa dulu masih tertancap kuat dalam ingatan. Saya masih ingat kota-kota mana saja yang saya datangi termasuk lokasi-lokasi iconiknya, siapa saya yang saya temui, berapa anggota keluarganya, dan bahkan saya masih ingat beberapa kalimat-kalimat sakti yang dituahkan oleh para senior tersebut pada kami.

Kenapa saya bilang 'dituahkan'? Sebab memang kalimat-kalimat itu bertuah, setidaknya bagi kami yang waktu itu masih seumuran mahasiswa yang haus akan inspirasi. Beberapa kalimat bahkan menjadi pelipur lara saat sedang dirundung duka, dan pedang sakti saat kami sedang berusaha keras untuk menggapai sebuah cita-cita.

Muhibah sendiri berasal dari Bahasa Arab mahabah yang artinya cinta. Muhibah bisa dimaknai sebagai sebuah rangkaian perjalanan silaturahim untuk mempererat jalinan rasa cinta antara yang mengunjungi dengan yang dukunjungi. Saya kurang tahu, sejak kapan istilah itu familiar di kalangan anak-anak HMI UGM. Yang jelas, kata-kata itu sudah ada waktu masuk kampus tahun 1996 lalu. 

Dalam konteks HMI, acara muhibah ini memang sangat bermanfaat karena merekatkan jalinan  emosional antara kader-kader HMI dengan alumni-alumninya. Bagi alumni, kedatangan adik-adik angkatannya adalah seperti merangkai kembali talenta sejarah masa lalunya. Bagi para HMI, ketersambungan tersebut merawat dan bahkan membangkitkan semangat untuk melanjutkan estafet aktivisme gerakan mahasiswa melalui wadah HMI.

Alhamdulillah, kemarin 23 September 2021 saya mendapat giliran mendapatkan kunjungan muhibah dari adik-adik HMI UGM. Kali ini, saya kedatangan adik-adik mahasiswa anggota HMI dari fakultas pertanian, fakultas teknologi pertanian, dan fakultas Farmasi. Serombongan itu menginap di rumah dan esok harinya datang ke kantor saya di Balaikota DKI. Banyak hal-hal yang kami share dan diskusikan. Semoga memberikan manfaat buat mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun