Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saat Anak-anak Papua Membaur ke Jawa

20 September 2015   18:44 Diperbarui: 20 September 2015   18:48 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga hari kemudian (14 Agustus 2015), ratusan siswa program ADEM Papua tersebut diserahterimakan oleh Pemerintah Provinsi Papua kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat (14/8). Tidak hanya yang dari klaster Merauke, sebagain siswa juga diberangkatkan dari klaster Jayapura dan Biak yang diberangkatkan ke kota lain, seperti Semarang dan Surabaya. Kali ini istimewa, acara penyambutan di kota Bandung dihadiri langsung oleh Staf Khusus Presiden RI Lenis Kogoya. Disamping itu, perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri juga hadir.
 
Dalam sambutannya staf khusus presiden yang juga ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua menyampaikan bahwa program afirmasi ini adalah bentuk investasi kita untuk membangun Papua di masa depan. "Ke depan, kita akan upayakan memperbesar program ini bukan hanya pengiriman siswa ke Jawa dan Bali saja, tetapi juga ke pulau-pulau lain di Indonesia"' ungkapnya.

[Bersama staf khusus Presiden Lenis Kogoya di Bandung, 14/8/2015]

 

Saya berfikir, ini program keren banget. Ke depan memang harus diperbesar skalanya dan distribusinya diperluas. Bukan hanya ke sekolah di kota-kota Jawa dan sekitarnya, tetapi juga ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan sebagainya. Jika selama ini, siswa-siswa ADEM kebanyakan dikostkan atau diasramakan di sekolah tujuan, ke depan program orang tua asuh musti didorong. Anak-anak siswa ADEM jangan lagi kos atau asrama, tetapi diikutkan kepada keluarga atau orang tua asuh. Tujuannya, agar terbangun persaudaraan jangka panjang, kelurga yang menjadi orang tua asuh akan menjadi saudara bagi keluarga siswa ADEM di tanah kelahirannya di Papua. Siswa-siswa ADEM juga akan lebih cepat proses adaptasinya karena diasuh langsung oleh keluarga yang secara sosial sudah diakui oleh masyarakat sekitarnya.

Biarkan anak-anak Papua juga tumbuh dan merasakan interaksi dengan saudara-saudaranya di luar Papua secara dini. Agar perasaan menjadi Indonesia juga tumbuh dari semenjak awal. Agar kesempatan yang sama, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi, bersama saudara-saudaranya se-Indonesia. Agar orang-orang yang di luar Papua, tak lagi menganggap orang lain kepada orang-orang Papua. biar semua merasakan bahwa, "Papua Adalah Kita"! []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun