Jokowi tentu bukan orang yang tidak bias membeli mobil mewah. Ia bisa saja membeli barang-marah mewah itu puluhan jumlahnya. adapun, kesederhanaan kendaraan dan bahkan pakaian yang ia kenakan tentu bukan karena ia tidak mampu membeli barang-barang yang lebih mewah dari itu semua, tetapi - saya yakin - karena ingin memberi contoh dan melatih bangsa ini hidup sederhana.
[Walikota Solo, Jokowi pake' mobil dalam negeri ESEMKA. Sumber: mobilwow.com]
Ya, bangsa ini perlu dilatih cara hidup sederhana. Cukup lama kita dipertontonkan oleh perilaku pongah para penguasa kita (bersama antek-anteknya) dengan mengenakan pakaian mewah, rumah mewah, fasilitas lux, dan kendaraan mewah. Kesuksesan diukur oleh kemampuan mengakumulasi materi sebanyak mungkin, bukan oleh prestasi dan dedikasi. Akibanya, korupsi dan kolusi menjadi mentradisi di segala level birokrasi. Oportunisme akut menjangkit pada anak-anak muda yang baru saja selesai studi.
Oleh karena itu, apa yang selama ini dipertunjukkan oleh Pak Jokowi dengan selalu menampilkan kesederhanaan dalam memimpin negeri adalah sesuatu yang sangat berarti bagi bangsa ini. Entah berapa lama lagi, bangsa ini akan bisa mencuci tradisi berjuasi itu, dan menggantinya dengan unjuk prestasi. Pada saat itu, saya yakin bangsa ini akan mencapai tahap kemandirian dan kemajuan, sebagai bangsa yang besar, yang bisa melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan ikut merawat ketertiban dunia dengan tanpa meninggalkan pesan pasal terakhir dasar negara kita, "keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia". Kita perlu puluhan, ratusan, ribuan, dan bahkan jutaan replikasi Jokowi sebagai pengawal negeri.
Di luar sekedar urusan mobil, sungguh saya takut, jika suatu saat Jokowi berubah. Berubah dari karakter yang sederhana, menjadi yang jumawa. Kita mendukung dan memilih Jokowi karena ia sederhana dan tumbuh bersama kita. Ia bukan elang yang lebih suka terbang sendiri dan suka mempertontonkan keperkasaannya, ia adalah angsa yang terbiasa memijak di tanah dan jika terbang bersama-sama. Mari kita jaga angsa itu agar tetap menjadi angsa. Demi bangsa ini, demi kita semua. Bukankah, "Jokowi adalah kita"? []
Baca Juga:
Jokowi Tour De Pantura: Cerita Kampnaye Jokowi di Pantura Jawa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H