"Kita suatu saat juga bisa bawa layar gedhe untuk memutar film di sana. kita bisa mendatangkan pendongeng-pendongeng yang sekarang banyak 'nganggur' untuk mendongeng di hadapan anak-anak di sana", Kurie menambahkan.
Sebagaimana diinformasikan oleh Mbak Ida, di luar soal pendidikan, di Pulau Kelapa, memang belum lihat kemajuan sebagaimana yang dicapai oleh pulau-pulau lainnya. Ekonomi mereka masih sangat bergantung dengan nelayan yang semuanya laki-laki. Sementara kaum perempuan belum banyak alternatif secara ekonomi. Tetapi ada yang menarik, ibu-ibu sekarang mulai membikin kerajinan makanan krupuk cumi, yang potensial dipasarkan ke Jakarta.
Mendengar paparan tersebut, saya langsung menyediakan diri untuk menjadi volunteer melakukan preliminary riset di sana. Preliminary research dalam rangka untuk melihat apakah pulau tersebut cocok untuk dijadikan desa binaan bagi komunitas alumni Ohio Indonesia atau tidak.
Jika nantinya Pulau Kelapa benar-benar dijadikan sebagai desanya komunitas Ohio Indonesia, maka jika OU Mafia Indonesia mau bikin kumpul-kumpul, kita kita tidak lagi repot-repot mencari tempat. Cukup diarahkan saja, kumpul-kumpulnya di Pulau Seribu. Itung-itung sambil jalan-jalan, lah... Lagian, ide membina kepulauan ini juga cocok dengan kebijakan poros maritimnya Pak Jokowi bukan? Yeach,... OU Mafia goes to island!
Note: Artikel ini merupakan rangkuman hasil Halal Bihalal Camp Alumni Ohio Indonesia, bertempat di Vila milik Pak Ishadi SK, Sukabumi, Jawa Barat, 23-23 Agustus 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H