Mohon tunggu...
Vanessa Cho
Vanessa Cho Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Donald Trump?

24 November 2016   05:45 Diperbarui: 24 November 2016   08:53 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Donald John Trump bisa dipastikan sebagai Presiden terpilih AS setelah berhasil menungguli pesaingnya Hillary Clinton, Rabu (9/11). Trump berhasil memperoleh sebesar 290 electoral votes,sementara pesaingnya Clinton memperoleh 232 electoral votes.

Presiden AS, Trump, untuk pertama kalinya melakukan wawancara dengan televise usai memenangkan Pemilu. Trump juga mengungkapkan bagaimana rahasia mengalahkan rival terkuatnya Hillary Clinton yang dianggapnya sangatlah mudah. Donald Trump yang berbicara pada stasiun televise CBS pada mulanya mengatakan bahwa kemenangan sebagian orang ditentukan oleh orang-orang yang marah dan kecewa terhadap kebijakan luar negeri AS. Ia mengatakan bahwa sudah saatnya sekarang ini AS fokus pada kondisi dalam negeri Amerika Serikat.

”Ini adalah saat pada waktu di mana para politisi untuk jangka waktu yang panjang telah membiarkan orang down. Mereka (para politisi AS) telah membiarkan mereka (warga AS) down di depan pekerjaan. Mereka (para politisi AS) bahkan membiarkan mereka (warga AS) down dari aspek perang. Anda tahu, kita sudah berperang selama 15 tahun,” kata Trump.

 ”Kami telah menghabiskan USD 6 triliun untuk (krisis) Timur Tengah, USD6 triliun bisa membangun kembali negara kita dua kali. Dan Anda melihat jalan, jembatan, terowongan dan bandara kita. (Mereka) seperti usang,” ujar Trump.

Menurutnya sekarang adalah saatnya untuk pemimpin AS untuk lebih banyak memperhatikan dalam negeri dan melindungi AS beserta dengan warganya.

”Untuk daerah tertentu, saya akan (membangun pagar), tapi (untuk) daerah-daerah tertentu, dinding lebih tepat. Saya sangat pandai dalam hal ini. Ini disebut konstruksi,” kata Trump, mengacu pada rencana yang menjadi salah satu pilar dari kampanyenya, yakni membangun dinding di perbatasan Meksiko untuk mencegah imigran ilegal memasuki AS.

 ”Apa yang kita akan lakukan adalah mendapatkan orang-orang kriminal dan memiliki catatan kriminal, anggota geng, pengedar narkoba, kami memiliki banyak orang-orang ini, mungkin 2 juta, (atau) itu bisa lebih dari 3 juta, kita membuat mereka keluar dari negara kita atau kita akan memenjarakan (mereka),” ujarnya.

Dari hal ini, dapat kita lihat bahwa Trump menginginkan keamanan dan juga kesejahteraan bagi warga AS. Trump juga ingin memotong jumlah impor di AS. Apa tujuannya? Agar warga AS dapat memproduksi kebutuhan tersebut sehingga akan mengurangi tingkat pengangguran yang sangat tinggi pada saat kepemimpinan Obama. Jika kita lihat memang Obama lebih banyak menjalankan kebijakan dan melakukan sesuatu untuk hubungan AS dengan luar negeri. Entah dalam bentuk kerjasama atau memberi bantuan.

Trump adalah sosok yang patut diacungi jempol karena usaha dan kerja kerasnya dalam kampanye. Karakternya yang selalu menunjukkan seperti apa dirinya sebenarnya adalah sesuatu yang patut dihargai. Ia tidak berusaha menjadi orang lain pada saat ia berkampanye atau berbicara di hadapan umum. Namun mungkin pendapat kontroversial Trump tidak bisa diterima oleh segala lapisan masyarakat. Dan secara tidak langsung hal tersebut telah melukai kampanyenya. Ia tidak takut dengan semua pesaingnya, namun sikap arogansinya ini lah yang membahayakan. Komentarnya tentang ISIS, Islam, Mexico, dan Aborsi telah menuai kontroversi.

Sama seperti kita, Trump menganggap bahwa ISIS merupakan organisasi yang amat membahayakan baik bagi dunia maupun bagi AS sendiri. Maka dari itu, Trump berjanji untuk menumpas habis ISIS dari AS. "I would knock the hell out of ISIS. I would hit them so hard like they've never been it." ujar Donald Trump. Ia juga tak segan-segan untuk melarang Islam masuk ke AS. Namun pernyataan Trump ini memang tidak menghormati kaum Muslim sebab tidak semua Muslim di dunia adalah bagian dari ISIS.

Trump juga tidak segan-segan untuk mendeportasi para imigran gelap dengan catatan kejahatan. Dalam upaya mengurangi adanya gangster, pengedar narkoba, dan criminal di AS, maka Trump melakukan upaya ini. Menurut data, sekitar 2 juta imigran gelap dengan catatan kejahatan ada di AS. Maka ia berupaya penuh untuk melindungi AS.

Mengapa tidak Hillary?

Di Indonesia, nama Hillary Clinton tentu lebih harum dan tidak banyak menuai kontroversi serta komentar negatif. Clinton sendiri sempat mendapatkan prediksi bahwa ia adalah pemenangnya.

Dalam pekerjaannya Clinton memang memiliki catatan positif. Sejak suaminya, Bill, masih menjabat sebagai Presiden AS ke-42, ia sudah menunjukkan kiprahnya sebagai The First Lady dalam bidang pendidikan dan hak anak. Ia juga mendukung penuh kegiatan Obamacare untuk menjamin kesehatan rakyat AS. Maka dari itu ia juga mendapat dukungan dari tokoh-tokoh politik serta para selebriti terkemuka seperti Ariana Grande, Pharell Williams, Mariah Carey, dan lain sebagainya.

Namun dibalik cap baiknya itu, juga ada kesalahan Hillary yang cukup menutupi attitude baiknya itu. Banyak orang AS yang menganggapnya adalah pembohong kelas kakap. Dari caranya yang suka berganti pendapat dan lalu menolak bahwa ia berbohong. Contohnya adalah dulu ia sempat menolak pernikahan sesame jenis, namun baru-baru ini ia tiba-tiba mendukung pernikahan sesame jenis, adapula contoh lainnya yakni ia pernah mengaku datang ke Bosnia dan lalu diserang oleh penembak snipernamun pada kenyataannya tidak. Dari hal yang ia lakukan tersebut dapat dilihat bahwa segala pernyataannya itu adalah hanya demi kepentingan politik belaka.

Tidak hanya sampai di situ. Berbagai kebijakannya selama menjadi Secretary of State di bawah kepresidenan Obama semakin membuktikan "kebahayaannya". Kasus Benghazi yang memakan korban staf CIA sendiri menjadi salah satu "dosa" terbesar Clinton. Clinton juga terbukti bertindak teledor dengan menggunakan alamat e-mail pribadi untuk kepentingan rahasia negara serta menggunakan server pribadi untuk mengakses akun resmi State Department.

Namun segala kekhilafan yang dilakukan Hillary ini tentu masih bisa dibenahi dengan koreksi-koreksi dari para pengamat politik atau anggota pemerintahan dan bisa juga oleh rakyat.

Tetapi dengan segala keburukan yang dilakukan Hillary, maka orang akan berfikir apakah Trump yang lebih cocok memimpin AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun