Mengapa tidak Hillary?
Di Indonesia, nama Hillary Clinton tentu lebih harum dan tidak banyak menuai kontroversi serta komentar negatif. Clinton sendiri sempat mendapatkan prediksi bahwa ia adalah pemenangnya.
Dalam pekerjaannya Clinton memang memiliki catatan positif. Sejak suaminya, Bill, masih menjabat sebagai Presiden AS ke-42, ia sudah menunjukkan kiprahnya sebagai The First Lady dalam bidang pendidikan dan hak anak. Ia juga mendukung penuh kegiatan Obamacare untuk menjamin kesehatan rakyat AS. Maka dari itu ia juga mendapat dukungan dari tokoh-tokoh politik serta para selebriti terkemuka seperti Ariana Grande, Pharell Williams, Mariah Carey, dan lain sebagainya.
Namun dibalik cap baiknya itu, juga ada kesalahan Hillary yang cukup menutupi attitude baiknya itu. Banyak orang AS yang menganggapnya adalah pembohong kelas kakap. Dari caranya yang suka berganti pendapat dan lalu menolak bahwa ia berbohong. Contohnya adalah dulu ia sempat menolak pernikahan sesame jenis, namun baru-baru ini ia tiba-tiba mendukung pernikahan sesame jenis, adapula contoh lainnya yakni ia pernah mengaku datang ke Bosnia dan lalu diserang oleh penembak snipernamun pada kenyataannya tidak. Dari hal yang ia lakukan tersebut dapat dilihat bahwa segala pernyataannya itu adalah hanya demi kepentingan politik belaka.
Tidak hanya sampai di situ. Berbagai kebijakannya selama menjadi Secretary of State di bawah kepresidenan Obama semakin membuktikan "kebahayaannya". Kasus Benghazi yang memakan korban staf CIA sendiri menjadi salah satu "dosa" terbesar Clinton. Clinton juga terbukti bertindak teledor dengan menggunakan alamat e-mail pribadi untuk kepentingan rahasia negara serta menggunakan server pribadi untuk mengakses akun resmi State Department.
Namun segala kekhilafan yang dilakukan Hillary ini tentu masih bisa dibenahi dengan koreksi-koreksi dari para pengamat politik atau anggota pemerintahan dan bisa juga oleh rakyat.
Tetapi dengan segala keburukan yang dilakukan Hillary, maka orang akan berfikir apakah Trump yang lebih cocok memimpin AS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H