Semakin tersadar bahwa begitu banyak hal yang terlibat dalam suatu peristiwa, semakin banyak jalan untuk anda berjumpa dengan peristiwa itu kembali, saat semua itu telah menjadi sebuah kenangan.
Maka sesungguhnya, begitu banyak hal di dalam lingkungan kita yang dapat mempengaruhi nasib perjalanan kita. Namun sebanyak itu juga nampaknya kita telah melewatkan hal-hal tersebut. Hampir tidak pernah kita bahkan sekadar untuk menyapa apa yang ada di sekitar.
Jangankan untuk mensyukuri setiap saat detik waktu disini, seminggu disana, atau kapanpun dimanapun. Kita hanya terbiasa mengingat 'waktu' setahun sekali atau dua kali. Dalam hari kelahiran kita dan ketika pergantian tahun. Hanya dua waktu itu yang nampaknya bisa membuat kita tersadar adanya 'keberadaan waktu'.
Tapi biarlah kalau memang sudah seperti itu. Setidaknya kita masih punya kesadaran. Betapapun, sedetik yang sedang kita lalui ini baiknya digunakan sebaik-baiknya. Setidaknya agar tak semakin banyak waktu yang kita buang dengan percuma.
Alangkah bebalnya kita ini. Betapa setiap detik yang kita miliki amatlah berharga. Bahwa setiap saat mestinya kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Sedangkan waktu bergerak sedemikian cepatnya.
Saat ini, detik yang kita berada di dalamnya ini, akan menjadi masa lalu bagi detik berikutnya. Detik berikutnya lagi, juga akan menjadi masa lalu untuk detik yang berikutnya. Dan seterusnya.
Sebegitu cepatnya waktu bergulir, hingga kita terpontang-panting di dalamnya. Sampai akhirnya kita tak menyadari, bahwa waktu itu ada.
Untuk itu, selagi kita teringat tentang adanya waktu. Selagi masih kita sadari bahwa kita berada di suatu tempat tertentu. Di penghujung tahun ini. Pada momen bergantinya tahun. Minimal kita punya harapan baik. Sejenak sekadar memanfaatkan waktu untuk berdoa.
Semoga di detik berikutnya, di jam berikutnya, di hari dan minggu berikutnya. Di tahun berikutnya kita menjadi manusia yang bisa menyadari keadaan kita. Keadaan yang terikat tempat dan waktu. Sehingga kita mampu menghargai apa-apa yang ada di sekeliling kita. Supaya tempat dan waktu melihat, bahwa kita adalah manusia yang tidak melupakan keberadaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H