Dalam perjalanan pulang, saya tertidur. Saya sempat terbangun saat masih ditengah perjalanan kereta. Pandangan mata tertuju ke luar jendela, hitam dan gelap dalam suasana malam. Membayangkan apa yang terjadi selama dua hari di Jogja.
Sebuah perjalanan yang menyenangkan namun terlalu indah untuk disebut kenyataan. Biasanya, keindahan yang begitu rupa hanya ada dalam mimpi dan khayalan. Bagaimanapun itu semua, saya telah menuntaskan rindu yang tertunda untuk menemuinya, Jogja, Prambanan, dan Tari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!