Mohon tunggu...
Muhamad Nurcholis
Muhamad Nurcholis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Terus mencari

Menulis untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UN, Sekolah, dan Tujuannya

17 Desember 2019   22:40 Diperbarui: 17 Desember 2019   22:38 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan undang-undang, bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang bagaimana kehidupan bangsa yang cerdas? Salah satunya adalah jika orang-orang yang menjalani kehidupan di dalamnya itu bersikap cerdas. Yaitu dapat memperhitungkan dengan tepat setiap langkah apa yang akan dilaluinya, dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya.

Kecerdasan setiap manusia tentu berbeda. Tak usah diperbandingkan siapa yang lebih cerdas. Lebih baik, setiap manusia selalu berusaha agar setiap harinya memiliki kecerdasan yang lebih baik ketimbang hari sebelumnya. Karena setiap saat yang dilaluinya tentu terdapat pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dari waktu sebelumnya. Jadi bahan untuk membuat manusia semakin hari semakin cerdas itu niscaya ada dalam aktivitas manusia itu sendiri.

Di Indonesia, orang yang cerdas diidentikan dengan orang-orang yang bersekolah. Yang kemudian telah menjadi wacana nyata bahwa kalau pengin cerdas, ya harus sekolah.

Sekolah Tak Harus di Sekolah


Sebenarnya tak menjadi masalah jika yang dimaksud sekolah adalah di manapun dan kapanpun setiap orang bisa belajar dari apa yang ada di tempat dan waktu tersebut. Yang menjadi masalah jika pengertian sekolah disempitkan dengan dibatasi tempat dan waktunya.

Di Negara kita, salah satu yang dimaksud sekolah adalah suatu tempat yang di dalamnya diadakan proses pembelajaran. Negara sendiri melalui kementriannya, yang bertanggung jawab atas segala program yang ada di dalamnya. Termasuk kurikulum yang dipakai sebagai media pembelajaran.

Semua Warga Negara Indonesia dari mulai anak-anak, remaja hingga dewasa berhak untuk belajar di sekolah yang telah disediakan Negara. Negara memliki kewenangan untuk memakai jenis kurikulum apapun, untuk 'mencetak' manusia di dalamnya sebenarnya akan 'dijadikan' seperti apa.

Dari situ bisa disimpulkan bahwa bagaimanapun manusia yang lulus dari program pendidikan itu, yang kemudian mereka akan menjadi Guru, Menteri, Pengusaha atau apapun adalah hasil dari pembelajaran mereka yang diatur kurikulum di dalamnya.

Fungsi Ujian Nasional

Selama ini, pelajar dapat dikatakan lulus dari sekolah setelah dinyatakan berhasil melewati Ujian Nasional. Jadi, segiat apapun yang dilakukan pelajar selama tiga atau enam tahun, serajin dan sekreatif apapun selama itu, pada akhirnya mereka juga harus menyiapkan diri untuk menghadapi UN supaya dapat dinyatakan lulus dari sekolah. Kalo di UN tidak lulus? Ya 'sia-sia' yang dilakukannya selama itu.

Begitu vital peran UN dalam menentukan kelulusan hingga kesannya seperti memaksa. Memaksa siapapun saja yang ingin dapat predikat lulus, ya harus melaluinya dulu. Tidak boleh tidak.

Karena kesannya yang memaksa, terkadang UN juga membuat pelajar yang akan menghadapinya akan melakukan segala cara agar dia lulus. Biasanya, mereka yang belum siap bahkan akan melakukan dengan cara yang tidak sportif. Yang paling umum adalah mencontek.

Tujuan Pelajar di Sekolah

Di siai lain, sifat UN yang terkesan memaksa itu dapat mengalihkan tujuan pelajar dalam bersekolah. Bukannya mereka fokus belajar untuk mengembangkan potensi diri, tapi terkadang ada juga yang tujuannya adalah lulus dari sekolah. Lulus hanya sekadar lulus. Tidak peduli selama belajar tiga atau enam tahun itu seberapa besar perkembangan potensinya.

Padahal, salah satu tujuan pendidikan lainnya adalah untuk menciptakan SDM yang mandiri dan kreatif. Bagaimana dapat menjadi mandiri dan kreatif kalo potensi pelajar tidak diutamakan perkembangannya?

Selama ini, apakah di dalam sekolah pelajar dibimbing mengembangkan potensi atau bakatnya? Ataukah mereka hanya dikasih tahu berbagai macam pengetahuan 'sebatas' supaya mereka dapat lulus sekolah?

Setiap pelajar memiliki potensi yang berbeda satu sama lain. Apakah pantas kelulusan mereka ditentukan suatu ujian yang soalnya sama rata? Atau jangan-jangan, para pelajar di sekolah sebenarnya hanya ingin mencari sertifikat lulus hanya sebagai syarat mereka memperoleh pekerjaan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun