Mohon tunggu...
choniatul kh
choniatul kh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seni islami

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi dan Karya Syi'irnya Zuhair Ibn Abi Sulma

25 April 2024   22:03 Diperbarui: 25 April 2024   23:34 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi zuhair ibn abi sulma/kmamesir.org)

Telah kita ketahui bahwa sastra arab telah berkembang sebelum datangnya agama islam, namun dengan datangnya islam terjadi perubahan mendasar, sebelum islam sastra arab berkembang mengikuti tradisi lisan dan sedangkan sesudahnya sastra tulis yang berkembang, pada zaman pra islam penyair menyampaikan syair yang mereka karang secara lisan, hanya beberapa penyair tertentu yang karya-karyanya direkam dalam bentuk tulisan, syair-syair itu biasanya dituliskan diatas kulit domba dan unta serta daun papirus yang sudah dikeringkan, syair-syair yang dituliskan itu pada umumnya merupakan karya penyair besar dan diletakkan di dinding ka’bah, sebagian besar sya’ir yang ditulis itu pula tidak lengkap melainkan hanya potongan yang terdiri dari beberapa baris atau bait. Syair-syair tersebut yang dituliskan ini disebut muallaqoh, yang artinya sajak-sajak yang ditaruh pada dinding ka’bah.

Salah satu warisan dunia Arab dari masa lalu adalah karya sastranya. Sastra dalam bahasa Arab sama dengan al-adab. Beberapa sastrawan dan kritikus sastra memaknai al’adab sebagai puisi yang indah, prosa yang baik, yang merasuk ke jiwa dan perasaan manusia. penyair-penyair muallaqoh yang terkenal antara lain ialah umru al-qays, zuhair bin abi sulma,  tarafah bin al-abd, amr bin kultsum, labid bin rabi’ah dan antarah bin syadad. Di artikel ini akan dibahas mengenai biografi dari zuhair ibn abi sulma, keistimewaan dari karya puisinya dan juga contoh dari karya beliau. Diharapkan, pembahasan ini akan menambah khazanah wawasan bagi penulis dan pembaca.

BIOGRAFI

Zuhair lahir dan tumbuh di daerah Al-Hajar, di mana keluarganya bersebelahan dengan Bani Murrah dari Dzibyan. Keluarga Zuhair berasal dari Muzainah, bukan dari Ghatfan. Ayahnya, Abu Salma, adalah Rabi’ah bin Riyah bin Qurah bin Harits dari kabilah Muzainah dari Mudlor. Ketika ayah Zuhair, Rabi’ah meninggal, Zuhair diasuh oleh pamannya Basyama bin Ghadir. Beliau seorang yang kaya raya, sehingga Zuhair pun dibesarkan di rumahnya yang mewah dan megah. Adapun ketika Basyamah wafat, ia meninggalkan banyak harta sehingga Zuhair mendapat bagian dari warisan pamannya tersebut.

Nama lengkapnya Zuhair Bin Abi Sulma Robi’ah bin Riyah al-Muzni, tokoh penyair terkemuka yang termasuk salah seorang dari kelas pertama penyair Arab Jahiliyah yang paling lembut katakatanya, paling simpel ungkapan yang digunakannya, paling marak kata-kata hikmahnya dan paling selektif terhadap kata yang digunakan dalam puisinya.

Dia lahir dan tumbuh dalam kabilah Ghothfan, dan silsilah keturunannya pada kabilah Muzainah. Dia lahir dalam suatu keluarga yang sebagian anggota keluarganya adalah penyair, baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Ayahnya adalah penyair, paman dari ayahnya, Bisyamah bin al-Ghadir, juga penyair. Suami ibunya, Aus bin Hujr, juga penyair. Saudara perempuannya, Khonsa’, kedua anaknya, Ka’ab dan Bujair, dan cucunya, Madlrab bin Ka’ab bin Zuhair, semuanya penyair.

Zuhair bin Abi Sulma mengambil kemampuan bersyair dari pamannya Basyama bin Al-Ghadir dan dari Aus bin Hajar, ayah tirinya sekaligus Tufayl Al-Ghanawi. Dan oleh karena itu, puisinya memadukan karakter dan keahlian. Adapun karakternya terbentuk dengan hadirnya para penyair dalam keluarganya yang notabene penyair, mulai dari Ayahnya Rabi’ah seorang penyair, pamannya Basyama bin Al-Ghadeer seorang penyair, dua saudara perempuannya Khansa’ dan Sulma kedua-duanya penyair, kedua putranya Ka'ab dan Bajir pun menjadi seorang penyair.

Adapun keahliannya, dia tahu cara membuat puisi, dan dia mendapat manfaat dari itu, jadi puisinya gabungan keahlian dan karakter. Zuhair dikenal dengan julukan “Abidu al-syi’r” yaitu hamba sya’ir, Dia akan membuat syair kemudian menyimpannya selama satu tahun, memulai dan mengulanginya sampai menjadi sempurna, dan kemudian menyiarkannya kepada khalayak ramai. 

Oleh karena itu, puisi-puisinya dikenal sebagai “al hauliyat” (syair tahunan), “al munqohat” (syair yang diedit), dan “al muhkamat” (syair muhkamat). Umar bin Khattab berkata tentang Zuhair: “Zuhair tidak mengutip (al hausy) sebagian pembicaraan, tidak menggunakan logika, dan tidak mengatakan apa pun kecuali apa yang diketahuinya, serta tidak memuji manusia kecuali apa yang ada di dalamnya.” Zuhair menulis syair untuk berbagai tujuan, antara lain: pujian, rayuan, penggambaran, dan kebijaksanaan.

KARYA Syi'irnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun