Wirausahawan harus punya banyak Uang untuk mulai berusaha
Pernyataan ini tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Sejumlah uang tertentu memang dibutuhkan untuk memulai usaha namun banyak cara untuk mulai berwirausaha tanpa membutuhkan modal banyak. Modal yang utama dalam berwirausaha adalah mampu melihat peluang, kreatifitas dan ketekunan.
Mitos 4:
    Wirausahawan merupakan orang yang cenderung bertindak dan bukan pemikir.
Walaupun memang benar bahwa wirausahawan cenderung merupakan orang yang lebih suka bertindak, namun tidaklah benar apabila mereka bukan digolongkan sebagai orang yang pemikir. Sebagai contoh, sekarang ini lebih disukai business plan yang jelas dan juga lengkap, yang menunjukkan bahwa wirausaha juga dituntut untuk berpikir. Bagi wirausaha, berpikir sama pentingnya dengan kecenderungan mereka untuk bertindak.
Mitos 5:
    Kewirausahaan merupakan bakat yang dibawa seseorang sejak lahir.
Selama ini banyak pihak yang lebih percaya bahwa kewirausahaan tidak bias diajarkan ataupun dipelajari. Sudah sejak lama masyarakat percaya bahwa ciri-ciri kewirausahaan dalam diri seseorang merupakan bakat bawaaan yang dibawa sejak lahir. Ciri-ciri ini misalnya, mencakup agresivitas, berinisiatif, bersemangat, bersedia menanggung resiko, memiliki kemampuan anlisis yang baik, dan terampil dalam membangun hubungan dengan orang lain. Sekarang ini, kewirausahaan cenderung dianggap sebagai suatu disiplin ilmu, sehingga mematahkan mitos itu. Kewirausahaan, seperti juga semua bidang ilmu lainnya, memiliki model, proses, dan juga berbagai macam studi kasus yang memungkinkannya untuk dipelajari dan juga diajarkan.
Mitos 6:
    Wirausahawan hanya tertarik pada uang.
Perlu diakui bahwa sebuah perusahaan membutuhkan modal atau uang agar bias bertahan hidup. Memang benar banyak perusahaan yang gagal karena kondisi keuangannya tidak sehat. Tetapi, kenyataanya menunjukan bahwa ketersediaan modal atau uang belum tentu bisa mencegah kebangkrutan sebuah perusahaan. Apabila ditelusuri, kegagalan karena masalah keuangan sering kali merupakan akibat dari ketidakberesan pada aspek yang lain seperti pengelola yang tidak kompeten, perencanaan yang buruk, kultur kerja yang tidak mendukung, dan berbagai alasan lainnya. Di pihak lain, banyak wirausahawan yang perusahaannya berhasil ternyata sebelummnya tidak memiliki modal yang mencukupi, tetapi mereka berhasil mengatasi kekurangan tersebut sambil membangun usaha dengan bertumpu pada asepek nonuang. Untuk para wirausahawan, modal atau uang memang merupakan sumber daya, tetapi sering kali bukan merupakan tujuan akhir satu-satunya.