Mohon tunggu...
Cholifatunnisa Ichaa
Cholifatunnisa Ichaa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

♥ Seorang wanita yang sedang beranjak dewasa menjalani ilmu tentang kehidupan. Sosok wanita yang selalu belajar tegar, sabar, dan ikhlas ♥

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ijinkan Keinginan ini, Tuhan?

8 Desember 2012   20:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:58 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini cinta baru. Cinta yang benar aku harapkan. Benar aku rindukan. 05.10.2012 Surabaya-Pontianak . Kami sepakat untuk menjalaninya. Dengan rasa yang nyata "Sayang". Segala rasa tak menyangka datang di hari itu. Bahagia, senang, gembira, senyuman, tawa, ahh indah tanggal itu. Longdistance Relationship mulai aku jalani lagi. Mulai merasakan betapa banyak proses yang di dapat. Dia lelaki yang memang sudah menarik perhatianku saat mulai pertama mengenalnya. Jatuh cinta pada pandangan pertama dan entah ini betapa bahagianya, betapa bersyukurnya atas nikmat Tuhan. Tidak menyangka tidak pernah juga terpikirkan akan seperti ini. Iya aku harus mengenal luka, mengenal sakit terlebih dahulu dan akhirnya sekarang aku mengenal bahagia. Dia yang saat ini aku panggil "Ay" . Panggilan sayang yang pertama aku lontarkan dari mulutku. Panggilan yang tidak pernah aku pakai pada orang-orang sebelumnya. Karna dia adalah Cinta Baru dan orang baru, dia adalah yang istimewa di masa kini dan masa depan. amien. Dia adalah lelaki yang akan aku perjuangkan cintanya. Tuhan terima kasih Engkau telah memberi rasa yang sangat indah di antara kami. Terima kasih untuk rindu dan hati yang akan selalu Engkau jaga di antara kami berdua. Jarak bukan masalah, asal hati ini dan komitmen tetap terjaga. Jaga dia Tuhan, dia yang saat ini aku sayang, Engkau yang berhak menjaganya. Terima Kasih untuk dua bulan ini Tuhan, proses yang selalu aku dapatkan dari dia. Terima Kasih Tuhan, Engkau telah mengirimkan seseorang yang membuatku tersenyum dan belajar tentang kedewasaan. Terima Kasih Tuhan dari dirinya aku belajar untuk meninggalkan masa lalu dan meletakkan masa lalu berada di masanya. Dan aku hanya ingin merangkai masa depan hanya bersamanya. Ijinkan keinginan ini, Tuhan? :')

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun