Entah mengapa Klopp terus saja memainkan Gakpo sebagai penyerang tengah. Gakpo dan Nunez memang tidak bisa memerankan striker false 9 seperti Firmino. Gakpo dan Nunez adalah finisher sejati. Itulah sebabnya mereka butuh umpan-umpan matang, dan itu sulit mereka dapatkan di Liverpool. Jadi kalau penampilan Gakpo dan Nunez jelek itu karena strategi pelatih yang kurang cocok buat mereka.
Laga tandang melawan Newcastle pastinya akan berat. Klopp seperti berjudi menurunkan Endo, alih-alih menurunkan Stefan Bajcetic. Setelah van Dijk mendapat kartu merah, Klopp lalu menarik Diaz untuk memasukkan Joe Gomez. Ini sebenarnya keputusan aneh. Gakpo tidak efektif, sedangkan Diaz cukup merepotkan pertahanan Newcastle. Diaz bahkan menjadi pemain pertama yang melakukan shot on target.
Newcastle bermain dengan intensitas tinggi, mirip gegenpressing ala Klopp dulu. Trio Almiron, Isak dan Anthony Gordon mirip dengan trio Firmansa Liverpool. Mereka menekan, merebut dan langsung menyerang justru di area lawan dengan sangat cepat.
Trio lapangan tengah, Joelinton, Guimaraes, dan Tonali benar-benar menjadi momok mengerikan bagi Liverpool. Trio ini bukan saja sanggup meredam serangan Liverpool, tetapi juga ikut menggedor pertahanan Liverpool. Selain mempunyai skill tinggi, mereka pun tidak takut bermain keras. Permainan pun berlangsung sangat cepat dan keras. Hal ini lah yang membuat Endo tampak seperti orang kebingungan. Hahaha.
Ditariknya Luiz Diaz membuat bek kanan Trippier semakin merajalela. Bersama Tonali dan Almiron, mereka memaksa Mac Allister dan Robertson harus jatuh bangun mempertahankan wilayahnya. Praktis tak banyak serangan dibangun dari sisi kiri Liverpool. Kalah orang dan kualitas membuat Liverpool terus tertekan.
***
Sebagai penggemar Liverpool penulis senang dan sedih dengan hasil pertandingan ini. Senang karena bisa menang. Sedih karena penampilan Liverpool sebenarnya sangat menyedihkan.
Alisson Becker kali ini kembali menjadi dewa penyelamat Liverpool. Kalau kiper sering menjadi dewa penyelamat dalam banyak pertandingan, maka sudah jelas ada yang tidak beres dalam skuad tersebut.
Tujuh kali Alisson melakukan penyelamatan, plus dua sepakan Almiron mengenai mistar ketika Alisson sudah out of position. Normalnya anda hanya bisa berharap kiper melakukan empat saves saja. Kalau setengah dari peluang Newcastle tersebut lolos dari hadangan Alisson, maka Liverpool bisa saja dilibas Newcastle 5-0.
Dramatisnya laga Newcastle-Liverpool ini mengingatkan penulis kepada laga Manchester City-Liverpool 5-0 pada 9 September 2017 lalu. Kala itu Liverpool juga bermain dengan 10 orang setelah Mane diusir wasit karena mengembat wajah Ederson.
Situasinya mirip sekali dengan laga Newcastle-Liverpool ini, dimana Liverpool terus tertekan. Namun pada waktu itu Liverpool apes digosok City lima gol tanpa balas. Salah satunya karena kesalahan manajemen pergantian pemain. Untuk soal ini penulis memang kurang bisa memahami jalan pikiran Klopp.