Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencermati Kasus Menkominfo dari Sudut Politis Jokowi

15 Juni 2023   19:50 Diperbarui: 15 Juni 2023   20:04 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://asset.kompas.com/crops/vvUvrlyorEUAqwWJFhl96fitCPc=/651x100:4530x2687/750x500/data/photo/2023/05/17/6464bc29e9c60.jpg

Kukira mesin las, ternyata mesin bubut

Kukira orang berkelas, ternyata cuma tukang catut

Beberapa waktu lalu dunia kangouw perpulitikan tanah air gempar ketika Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres pada Pilpres 2024 mendatang. Padahal Nasdem sendiri masih terikat "perkawinan" dengan koalisi pemerintahan Jokowi hingga 2024 nanti.

Banyak orang yang herman karena Anies itu adalah antitesis Jokowi! Ibarat kata, seorang istri berkata kepada suaminya, "Papi, rumah tangga kita selama ini kan baik-baik saja ya, tapi tahun depan aku mau menikah dengan Brutus (Yang selalu menjadi antitesis suaminya itu)

Pakde yang cintanya ditolak di tanjakan terakhir itu pun tak dapat menyembunyikan kegundahan hatinya.

"Pucuk dicinta kelambu tiba." Tiada diduga tiada disangka, Gedung Bundar kemudian menetapkan Johnny G Plate sebagai tersangka dalam kasus korupsi proyek pengadaan BTS di Kominfo.

Proyek ini sebenarnya sudah bermasalah sejak tahun 2021 lalu. Walaupun sudah diberi kelonggaran waktu untuk penyelesaian hingga tahun 2022 lalu, tapi tak ada juga realisasinya. Akhirnya kasus ini pun dinaikkan ke ranah hukum.

Narasi dari sebelah kemudian berkembang, "cinta ditolak dukun bertindak." Akibat cinta Nasdem kepada Anies, maka Johnny G Plate kemudian dijadikan tumbal. Ini tentunya narasi keliru, karena seperti penjelasan di atas, kasus ini sendiri sudah didalami sejak tahun 2021 lalu, jauh sebelum deklarasi dukungan Nasdem terhadap Anies.

Berstatus tersangka, Johnny G Plate kemudian dicopot dari jabatannya. Tadinya netizen +62 menduga jabatan Plt Menkominfo akan diserahkan kepada "Lord BP," tukang beberes istana. Namun rupanya Pakde memberikan jabatan Plt. Menkominfo kepada Mahfud MD. Bagi penulis sendiri, strategi dari Pakde ini adalah sebuah langkah djitoe pakai banget.

 

Reng-oreng Madura maupun Batak itu sama-sama nyablak, suka berdebat dan tak takut digertak lawan. Namun pilihan kepada belio ini terasa lebih pas. Selain lebih nyinyir, belio ini adalah seorang ahli hukum pula.

Menurut penulis, Pakde sepertinya ingin memberi panggung kepada Mahfud MD untuk "menyinyiri" kasus ini. Kebetulan pula belio ini suka menikmati hal beginian.

Terbukti dalam kasus Sambo kemarin itu, Mahfud MD ini tak bosen-bosennya membahas kasus Sambo ini setiap waktu di berbagai media. Termasuk pula dalam urusan "ada udang di balik kwetiau. Ada bau udang, tapi wujudnya harus disembunyikan di balik kwetiau. Soalnya kalau wujud udangnya terlihat, maka akan membuat kehebohan lagi bagi netizen +62 yang memang suka kepo itu."

Begitulah kira-kira kata belio. Padahal statement begini jelas-jelas akan membuat suasana kian heboh! Nah, rupanya efek heboh dari masyarakat inilah yang dinikmati Pakde kala "menghajar" reng-oreng seperti om bewok ini. Wkwkwk.

Naga-naganya, hal yang sama akan terulang kembali. Mahfud MD pastinya akan rajin bercerita soal korupsi pengadaan BTS ini hingga Lebaran Kuda nanti. Inti cerita pastinya seputar "pat-gulipat, udang di balik kwetiau, dugaan parpol tertentu yang ketiban rezeki, bahkan kemungkinan adanya keterlibatan gadis kinyis-kinyis dan emak-emak matang manggis dalam pusaran aliran dana BTS ini.

Cerita gadis kinyis-kinyis dan emak-emak matang manggis dalam pusaran aliran dana BTS tentunya akan menjadi santapan lezat bagi netizen +62 pada saat mereka ini menikmati breakfast, brunch, lunch, dinner, bahkan juga pada momen pillow talk dengan pasangan.

"Drama korupsi BTS" ini tentunya akan menjadi pukulan telak bagi SP (Surya Paloh) dan Nasdem sendiri. Lalu akan bagaimana kah nasib Koalisi Perubahan yang berisi Nasdem, PKS dan Demokrat itu?

Nah, kalau Nasdem ketiban sial akibat kasus BTS ini, maka Anies, PKS dan mas AHY (dengan Demokrat) itu justru ketiban rezeki! 

Politik adalah soal bagi-bagi dan kompensasi. Tujuan semula dari Nasdem memilih Anies adalah untuk mendapatkan kompensasi beberapa kursi menteri plus coat-tail effect atau "efek ekor jas," yaitu potensi pertambahan jumlah suara yang bisa diperoleh Nasdem dengan mengusung nama Anies sebagai Capres.

Kini Nasdem terjebak di kubangan kasus BTS, dan tidak punya posisi tawar lagi. Nasdem ibarat "maju tak mampu, mundur pun malu!" 

Kini AHY pun bisa melenggang santai menjadi Cawapres dengan kompensasi minimal, karena Nasdem dan PKS sudah terkunci posisinya. Ibarat permainan catur, raja Nasdem dan PKS ini tidak bisa kemana-mana lagi. Mereka ini bertarungnya untuk remis bukan untuk menang!

PKS jelas berharap kepada "efek ekor jas" karena pendukung PKS adalah pemuja Anies. Kalau PKS sampai berani mendukung Ganjar atau Prabowo misalnya, maka suara PKS di parlemen kelak pasti akan tergerus.

Akan halnya Nasdem, dada SP tentunya akan semakin nyesek ketika Anies berkata, "kebenaran akan berpihak pada jalannya. Penetapan Johnny Plate sebagai tersangka korupsi itu merupakan sebuah cobaan Tuhan yang harus mereka hadapi. Dan Tuhan akan selalu berpihak kepada kebenaran.

Astaga! Apakah ada yang percaya kalau Johnny G Plate bisa lolos dari loebang djaroem untuk kemudian dinyataken tidak bersalah? Ini bukan berarti penulis mengabaikan asas praduga tak bersalah. 

Terlepas dari unsur korupsi yang merugikan negara, sebagai regulator dan sekaligus person incharge dalam proyek ini, Johnny G Plate telah lalai atau melakukan pembiaran hingga proyek ini menjadi mangkrak. Parahnya lagi proyek mangkrak, tetapi dana proyek tetap cair!

Ibarat kata, nasib Nasdem ini sudah jatuh (di atas tai kebo) tertimpa tangga pula. Manalagi tangganya terbuat dari besi yang sudah karatan, rawan tetanus!

Penulis jadi teringat akan nasihat simbah, "Ojo kesusu (jangan tergesa-gesa) Ojo keminter mundak keblinger (jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah)"

Namun ada juga yang mengatakan kalau SP itu tidak ujuk ujuk begitu saja mendeklarasikan Anies sebagai Capres. Manalah mungkin ada asap kalau tidak ada apinya. "Kini menara BTS sudah keburu berasap, nanti kalau Anies sudah naik, maka ia pun diharapkan bisa mematikan apinya."

"Lagi pula kenderaan Anies untuk naik ke atas itu adalah kereta api. Tanpa api manalah pula kereta itu bisa berjalan? Nah setelah sampai di atas api itu harus cepat-cepat dipadamkan supaya asapnya tidak kelihatan pula."

Demikianlah perbincangan kaum proletar yang penulis dengar di warung kopi maupun di lesehan abang ojol yang sedang menyesap kopi starling.

Info terbaru, Johnny G Plate menyatakan bersedia menjadi JC (justice collaborator) dalam kasus dugaan korupsi BTS tersebut. Ini berita yang membuat penulis merasa ngilu.

Dalam kasus Ferdy Sambo kemarin, yang menjadi JC adalah mantan ajudan Sambo, Richard Eliezer. Nah, kalau ini memang cocok.

 Lha, kalau sampai Sambo sendiri yang mau jadi JC dalam kasusnya itu, trus bijimana caranya gan? Aduh pusing pala Barbey!

Artinya gosip kaum proletar di warkop itu ternyata bukanlah sebuah hil yang mustahal pula! Orang kuat nomer satu di Kemenkominfo itu akhirnya menyerah lalu meminta perlindungan diri. Rupanya selama ini ada mahluk ghaib yang mencengkeram orang nomer satu itu.   

Bagaimanakah akhir dari kisah proyek pengadaan BTS ini nantinya?  Wallahu a'lam

Wassalam

Sumber : 

https://www.liputan6.com/news/read/5317766/johnny-g-plate-siap-jadi-justice-collaborator-anggota-dpr-korupsi-bts-akan-terang-benderang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun