Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bajingan, Bajingan, Bajingan!

3 Juni 2023   16:50 Diperbarui: 3 Juni 2023   16:58 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada tertulis kalau sepertiga dari malaikat itu berhasil ditipu si ular tua, lalu bergabung membentuk koalisi perubahan. Sementara dua pertiga lainnya tetap dalam koalisi Setia Sampai Akhir. Lizal sendiri tidak mungkin lagi bisa bergabung dengan yang dua pertiga, tapi ia pun tak sudi bergabung dengan yang sepertiga itu.

Apakah Lizal kelak akan "Netral atau golput saja?" Wallahu a'lam.

Kini Lizal menyesali kebodohannya tapi sudah terlambat. Namun ada satu hal yang mengganggunya. Tadi ia sudah melihat waktu kematian lelaki paruh baya ini adalah jam 16.00, dan ia tiba di tempat itu jam 15.50. Mengapa ia bisa melarikan diri. Bukankah waktu Tuhan tidak pernah salah?

Astaga, kini Lizal tersadar. Sewaktu memasuki bagian terluar wilayah hukum Indonesia tadi, sinyal digadgetnya terganggu dan tidak berfungsi.

Padahal jaringan data dan sinyal di seluruh Indonesia itu seharusnya kan sudah terkoneksi. Bukankah sudah terpasang ribuan tower BTS di seluruh Indonesia untuk interkoneksi jaringan? Biaya proyeknya saja sebesar Rp 28 triliun! Astaga, benar kata si ular tua tadi. Manusia ini memang bajingan. Sorga aja berani dikibuli! Katanya jaringan data sudah terkoneksi, ternyata tidak!

Kalau begini kan bisa runyam urusannya. Takutnya nanti ada orang yang matinya kecepetan atau matinya malah kelamaan karena jaringan data dari Atas ke Indonesia tidak terkoneksi!

Tiba-tiba Lizal terjatuh karena tak mampu lagi berlari. Selain mengidap wasir, ternyata lelaki ini mengidap bengek juga. Lizal lalu menatap arloji di tangannya, pukul 15.59. Sayup-sayup ia kemudian mendengar sebuah suara cempreng bernyanyi, "aleluya, aleluya, aleluya."

Astaga! Lizal hapal betul suara cempreng itu karena pemilik suara itu selalu bersamanya untuk bernyanyi selama seratus tahun! Dan kini ia datang untuk menunaikan tugasnya!

Nafas Lizal kini semakin pelan. Wajah si ular tua penipu itu lalu muncul di hadapannya. Sebelum nafasnya benar-benar putus, Lizal kemudian berteriak keras, "Bajingan, Bajingan, Bajingaaaaannn!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun